SAMPIT – Sekitar 27 tenaga pendidik SMAN 4 Sampit mengikuti in house training peningkatan kompetensi melalui pengembangan model pembelajaran berbasis penyelidikan (inkuiri) kurikulum 2013. Diharapkan setelah mengikuti kegiatan selama tiga hari (8-10 Januari) knowledge (pengetahuan) tenaga pendidik bertambah dan lebih profesional.
Ketua Panitia Wahyu Ambarwati mengatakan, ada beberapa model pembelajaran yang telah disampaikan nara sumber salah satunya, level dan konsep inkuiri dalam pembelajaran mata pelajaran IPA dan IPS.
“Kami harapkan dengan adanya kegiatan ini, tenaga pendidik di SMAN 4 Sampit mampu memahami dan meningkatkan kompetensi terutama mengenai model pembelajaran berbasis penyelidikan,” ujarnya.
Ambarwati menjelaskan, pembelajaran berbasis penyelidikan (inquiry based learning) sebuah pembelajaran, di mana tenaga pendidik melibatkan peserta didik di dalam proses belajar melalui penggunaan cara-cara bertanya, aktivitas problem solving (pemecahan masalah) dan berfikir kritis.
“Model pembelajaran seperti ini biasanya berupa kerja kolaboratif,” kata ibu berkerudung ini.
Selain itu, tambah dia, model pembelajaran inkuiri (penyelidikan) merupakan proses yang ditempuh peserta didik untuk memecahkan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen mengumpulkan dan menganalisis data dan menarik kesimpulan.
“Intinya, model pembelajaran penyelidikan ini peserta didik terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan masalah yang diberikan tenaga pendidik,” tegas Ambarwati.
Sementara itu, Kepala SMAN 4 Sampit Ananto Wibisono menambahkan, melalui kegiatan in house traning diharapkan menambah penguasaan model pembelajaran bagi tenaga pendidik (guru) dengan tuntutan kurikulum 2013. Dan pada gilirannya, untuk melatih keterampilan berfikir kritis (critical thinking) peserta didik (siswa) SMAN 4 Sampit sesuai kompetensi keterampilan abad 21.
“Kami dari pihak sekolah mengharapkan para siswa mampu berfikir kritis, kreatif, inovatif, bekerja sama, mampu berkomunikasi, kolaborasi dan memecahkan masalah untuk menopang produktivitas,” ujar mantan guru bahasa inggris SMAN 1 Cempaga Hulu ini. (fin/gus)