DANAU SELULUK – Sebanyak 30 petani di Kabupaten Seruyan mengikuti Pelatihan Pembangunan dan Pengelolaan Kebun Sawit Berkelanjutan di aula kantor Kecamatan Danau Seluluk, Selasa (12/2) hingga Rabu (13/2). Peserta berasal dari Kelompok Tani Mandang Jaya Makmur, Kelompok Tani Lingga Raya, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Seruyan, dan petani mandiri.
Pelatihan tersebut merupakan program organisasi nirlaba yaitu Perkumpulan Fasilitas Pertanian Pelita Seruyan. FP Pelita Seruyan adalah organisasi yang dibentuk pada tanggal 19 Februari 2018 yang terdiri dari unsur Pemkab Seruyan (DKPP), Yayasan Penelitian INOBU, perusahaan besar swasta, koperasi pertanian/perkebunan, asosiasi petani, dan pegiat serta pemerhati bidang pertanian. Pelatihan di Kecamatan Danau Seluluk merupakan kegiatan kali kedua, setelah dilaksanakan kegiatan yang sama di Desa Terawan Kecamatan Seruyan Raya.
Ada beragam materi yang diberikan kepada peserta. Di antaranya, peran pemerintah membangun usaha perkebunan berkelanjutan yang disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian H Sugian Noor; Memberdayakan masyarakat petani kelapa sawit berkelanjutan yang disampaikan Kabag Kemitraan Masyarakat PT Musirawas Citraharpindo Irfan Hafid; Sistem kebersamaan ekonomi kelompok tani yang disampaikan Bambang C; Pembibitan kelapa sawit berkualitas oleh Pjs Manager Agronomi PT MC Betty Agustin; Budidaya tanaman kelapa sawit dan teknis perawatan oleh Aris Suparto; Penanganan panen dan pasca panen kelapa sawit oleh Manager Area Sei Ringgit PT MC Tony P Sijabat.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Seruyan Anang Kasranur mengatakan, selama ini petani berpikir bahwa yang penting tanam sawit, lalu dijual ke pengepul. Sedangkan sertifikasi dianggap tidak penting. Kondisi ini terjadi karena minimnya informasi kepada petani.
”Melalui pelatihan ini, petani menjadi paham akan pentingnya standar budidaya kelapa sawit. Saya sebagai masyarakat Asam Baru sekaligus Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Seruyan menyampaikan terima kasih kepada penyelenggara pelatihan ini,” ujar Anang Kasranur.
Asisten Kemitraan Masyarakat PT MC Yoga Prasetyo mengatakan, pelatihan ini untuk memberikan pemahaman tentang kultur teknis budidaya sawit, sekaligus memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). ”Intinya membangunan kebun masyarakat yang berkelanjutan,” ujar Yoga.
Menurutnya, ISPO sudah menjadi komitmen pemangku kepentingan industri sawit yang diharapkan bisa memberikan solusi dan meng-counter isu negatif sawit di Eropa dan AS. ”Indonesia sebagai produsen CPO dunia harus melihat ini sebagai tuntutan yang serius terhadap sawit sustainable,” ujar Yoga.
Untuk saat ini memang masih banyak kendala para petani, khususnya pada aspek legalitas lahan yang masih dominan dalam kawasan hutan. Sementara syarat utama lahan yang bisa diajukan sebagai pemegang ISPO adalah harus bersertifikat hak milik.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Seruyan Sugian Noor yang juga Ketua FP Pelita Seruyan menyampaikan bahwa ISPO adalah proses sertifikasi wajib yang mengikat secara hukum bagi semua pembudidaya kelapa sawit. Indonesia juga berupaya agar ISPO dapat menjadi platform utama bagi keberlanjutan nasional. Meskipun saat ini diadakan sukarela bagi petani, pemerintah kini berfokus untuk melibatkan petani demi meningkatkan keberlanjutan mereka.
”Tahun ini, sudah ada proses audit menuju sertifikasi ISPO di lahan petani sawit seluas 300 hektare di Seruyan Tengah,” ujarnya.
Dia menjelaskan, masalah legalitas kepemilikan lahan menjadi penghalang utama petani dalam memperoleh sertifikasi. Selain itu, asal usul bibit juga tidak jelas. Karena itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Seruyan menyiapkan program replanting (peremajaan) kebun sawit dengan kuota 1.500 hektare.
Dari kuota yang tersedia, lahan yang sudah clear & clean untuk replanting baru 488 hektare di Seruyan Tengah. Anggaran replanting Rp 25 juta per hektare. Pengajuan replanting minimal 50 hektare per kecamatan.
Kabag Kemitraan PT MC Irvan Hafid mengatakan, kegiatan pelatihan untuk pekebun swadaya ini sekaligus menjadi media bagi sosialisasi keberadaan Fasilitas Pertanian Pelita Seruyan. Sehingga masyarakat secara umum dan pekebun swadaya serta kelompok usaha pertanian masyarakat lebih mengenal dan mendapat kesempatan untuk menerima manfaat dari keberadaan FP Pelita Seruyan.
Musirawas Grup sebagai salah satu inisiator berdirinya FP Pelita Seruyan berusaha menjaga komitmen bisnis untuk berkiprah aktif dalam upaya-upaya pembangunan perkebunan berkelanjutan. Salah satunya dengan mengikutsertakan anggota koperasi dan kelompok tani mitra dalam kegiatan pelatihan ini. Bahkan menyediakan staf dan karyawan Musirawas Grup sebagai nara sumber dalam program pelatihan yang diadakan FP Pelita Seruyan.
Keberadaan FP. Pelita Seruyan semakin kokoh dan mengakar di Seruyan sehingga mampu menjadi percontohan atau model untuk program-program pembangunan bidang pertanian yang berkelanjutan bagi daerah-daerah lain. (yit)