PALANGKA RAYA – Buruknya sistem drainase di Jalan Almahera dan Jalan Sumatera, kompleks Pasar Besar, dikeluhkan warga setempat. Pasalnya, luapan limbah cair dari pasar ikan yang melewati drainase meluap dan menimbulkan bau menyengat.
Warga yang juga tokoh masyarakat sekitar, Imbing Urai, mengatakan, mampetnya saluran drainase tersebut karena belum ada sentuhan dari pemerintah kota selama puluhan tahun belakangan.
”Kalau dari pengelola pasar sudah dilakukan perawatan dan pemeliharaan. Hanya saja, air limbah dari pasar yang masuk ke drainase tidak bisa terbuang dengan baik karena drainasenya mampet, karena lokasinya memang dekat dengan penjual ikan. Jadi, banyak limbah air yang lewat," ucapnya saat dibincangi, Jumat (15/3).
Selama ini, lanjutnya, masyarakat sekitar, terutama lokasi meluapnya limbah cair yang melalui drainase tersebut resah karena mencium bau busuk yang menyengat akibat limbah cair dari pasar ikan tersebut.
”Sudah cukup lama masyarakat merasakan kondisi ini, karena memang puluhan tahun sudah drainase wilayah ini tidak diperhatikan. Bahkan, kondisi lumpur yang ada sudah sama tingginya dengan badan jalan," kata Imbing.
Selain itu, pihaknya selama ini memang belum melaporkan kepada pemerintah kota untuk dilakukan penanganan. Bahkan, bersama warga lainnya melakukan pembersihan secara swadaya, namun hasilnya tidak bertahan lama.
”Kami pernah berkoordinasi dengan Hotel Almahera untuk memperbaikinya, tetapi hanya bertahan 1-2 bulan saja, setelahnya mampet lagi. Sedangkan ingin memperbaiki sendiri tidak mungkin, karena wilayah ini luas dan semua saluran drainase terkoneksi dengan jalan lain, seperti Jalan Jawa, Jalan Sulawesi, dan Jalan Almahera," katanya.
Pihaknya mengharapkan Pemerintah Kota Palangka Raya segera memperhatikan kondisi drainase tersebut, meskipun tidak sekaligus selesai. ”Saat ini pemerintah memiliki program revitalisasi pasar tradisional. Harapannya, hal ini bisa dimasukkan," katanya.
Amat, warga setempat mengatakan, meluapnya limbah pasar yang melalui drainase tersebut sudah terjadi sejak setahun terakhir. ”Kami di sini cukup terganggu, bahkan masyarakat membuat saluran air yang meluap supaya air tidak mengalir di sepanjang jalan yang bisa merusak badan jalan," katanya. (agf/ign)