SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Selasa, 06 Agustus 2019 15:47
Diduga Ada Jaringan Pembakar, Asap Mulai Ganggu Penerbangan
KIAN PARAH: Kebakaran lahan di kawasan Stasiun Pengisian Penyaluran Elpiji Khusus (SPPEK) PT Putra Usaha Energi, Jalan HM Arsyad, Desa Bapanggang Raya, MB Ketapang, Kotim, Senin pukul 12.00 WIB.(HERU/RADAR SAMPIT)

PALANGKA RAYA – Kabakaran lahan yang terus terjadi tak terkendali memunculkan dugaan adanya jaringan pembakar lahan. Aparat Polres Palangka Raya masih mengusut dugaan itu dengan menyelidiki puluhan kasus karhutla di wilayah tersebut.

”Kemungkinan ada jaringan yang memang disewa seseorang untuk perambahan lahan," kata Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar, Senin (5/8). 

Timbul menuturkan, Satreskrim Polres Palangka Raya saat ini tengah menyelidiki 36 kasus kebakaran lahan. Dua di antaranya masuk penyidikan dengan dua tersangka. 

”Setiap ada karhutla, kami selalu melakukan pemetaan terhadap pemilik lahan. Menindaklanjuti dan memasang garis polisi. Karhutla terjadi hampir di semua kecamatan di Kota Palangka Raya. Terbanyak di Kecamatan Jekan Raya,” katanya.

Sementara itu, karhutla di Kalteng telah menghanguskan 1.298,64 hektare lahan. Di antaranya di Palangka Raya seluas 419,04 hektare, Kabupaten Seruyan 312,2 hektare, Pulang Pisau 221,94 hektare, dan sejumlah kabupaten lainnya.

Komandan Satgas Penanganan Karhutla Kalteng Kolonel Armed Syaiful Rizal mengatakan, luasan lahan terbakar semakin meluas dan sudah menimbulkan asap. ”Sebab-sebabnya unsur sengaja, kelalaian, hingg lahan berasap dan menimbulkan api. Mungkin kedepannya semakin luas, makanya stop pembakaran,” ujarnya.

Rizal menuturkan, berbagai langkah telah dilakukan semua pihak untuk meredam karhutla, berupa sosialisasi, patroli terpadu, hingga penanggulangan. Bahkan, pemadaman menggunakan bom air melalui helikopter. Namun, belum 100 persen mampu menanggulangi karhutla.

Perwira menengah TNI ini menegaskan, pihaknya juga melakukan penegakan hukum. Lahan yang terbakar dan terindikasi diduga disengaja akan dipasangi police line.  

Menurut Rizal, kendala penanganan karhutla adalah kurangnya keterlibatan masyarakat. Selain itu, sarana transportasi darat maupun pasokan air dan kurangnya alat komunikasi yang terintegrasi. ”Banyak kendala tetapi personel terus berjuang memberikan yang terbaik,” ujarnya.

Di Kotim, asap tebal menutupi Jalan HM Arsyad, tepatnya di Desa Bagendang, Senin pukul 12.00 WIB. Sejumlah pengendara harus mengurangi kecepatan. Bahkan, beberapa kendaraan pilih berhenti di pinggir jalan. Situasi itu sebagai imbas kebakaran lahan di kawasan Stasiun Pengisian Penyaluran Elpiji Khusus (SPPEK) PT Putra Usaha Energi.

Pantauan Radar Sampit, belasan pegawai SPPEK berpakaian biru bahu membahu memadamkan api. Mereka menyemprotkan air dari profil tank yang diangkut dengan truk. Namun, embusan angin yang  kencang membuat karyawan kesulitan. Apalagi selang tidak begitu panjang.

Truk tangki elpiji yang akan masuk ke SPPEK sempat dicegah. Akhirnya truk yang sudah di bibit gerbang, balik arah untuk menunggu di luar area SPPEK. 

Sementara itu, Tim Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan ( Satgas Karhutla) Polres Kotim, terus berjibaku memadamkan api. Kemarin, polisi bersama tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim dan Manggala Agni, turun ke jalan memadamkan kebakaran lahan di Jalan HM Arsyad, Desa Bapanggang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.

”Kami langsung menuju lokasi kejadian untuk memastikan langsung dengan pemadaman yang dilakukan sejumlah personel Polres Kotim agar kebakaran lahan tidak meluas,” kata Kapolres Kotim AKBP Mohammad Rommel melalui Kabagops Polres Kotim AKP Boni Ariefianto.

Petugas gabungan yang berada di lokasi, bekerja keras memadamkan api yang membakar lahan gambut tersebut. Mobil pemadam dari BPBD juga ikut membantu agar api tidak terus meluas.

”Petugas yang turun ke lapangan bukan hanya untuk melakukan pemadaman, tetapi juga melakukan penyelidikan setiap terjadi kebakaran hutan maupun lahan untuk mengetahui penyebab kebakaran,” katanya.

Di sisi lain, aparat juga gencar melakukan sosialiasi kepada masyarakat terkait larangan membakar lahan. ”Kabut asap tidak hanya berdampak bagi kesehatan saja, namun juga dapat mengganggu transportasi,” ujar Boni.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotim Yephi Harianto mengatakan, dua unit helikopter water boombing type MI-813 dan MI- 862 terus memantau titik api melalui jalur udara.

“Dua  unit helikopter ini melayani untuk dua Kabupaten Kotim dan Seruyan,” kata Yephi.

Selama sepekan helikopter dikerahkan, ada sembilan lokasi yang telah dilakukan pemadaman, di antaranya di Desa Bagendang Hilir, Desa Eka Bahurui, Desa Bagendang Tengah, wilayah Kota Sampit, Desa Bagendang Hilir, dan Desa Basawang.

”Pemadaman menggunakan helikopter water boombing sudah sepekan ini. Bisa sekali dalam sehari atau sehari dua kali helikopter mengudara,” ujarnya.

Dalam satu kali trip lanjutnya, ada 15-20 kali pemboman air dilakukan. Satu unit helikopter mampu membawa bucket atau tandon air sekitar 4.000 liter. ”Seperti siang tadi, pemadaman dilakukan berpencar. Ada ke Sungai Bakau dan ada yang ke Basawang,” ujarnya.

Yephi mengatakan, pemadaman bisa memerlukan waktu sekitar 3-5 jam, tergantung besaran titik api yang menyebar. Menurutnya, pemadaman menggunakan helikopter dilakukan apabila penanganan melalui jalur darat sudah tak mampu dilakukan.

”Setiap malam kami selalu berkoordinasi memantau titik panas. Apabila ada titik panas, pagi-pagi kami melakukan pengecekan lokasi melalui udara dan memantau keterjangkauan airnya, baru kemudian diputuskan water boombing dilakukan ke titik sasaran yang dituju,” ujarnya, seraya menambahkan, wilayah titik panas terbanyak berada di Bagendang dan Desa Eka Bahurui.

Akibat karhutla, Yephi mengatakan, transportansi penerbangan Senin (5/8) pagi sempat tertunda karena kabut asap. ”Dapat laporan pagi tadi asap begitu pekat sampai kabarnya Bupati Kotim (Supian Hadi) yang seharusnya berangkat ke Jakarta sempat delay keberangkatan,” ujarnya.

Kepala Bandara Haji Asan Sampit Havandi Gusli mengatakan, penerbangan sempat tertunda kemarin pagi karena jarak pandang di bandara hanya 100 meter. Namun, sekitar pukul 08.00, asap mulai menipis dan jarak pandang mulai normal.

Camat Mentawa Baru Ketapang Sutimin mengimbau masyarakat menghindari pembakaran lahan. ”Terus kami ingatkan kepada masyarakat Kotim agar hindari dan jangan membakar lahan. Kebakaran lahan sudah mulai terjadi di berbagai lokasi, ditambah lagi kabut asap juga begitu pekat,” ujarnya.

Sementara itu, Wahyu Nafatia, warga Sampit, mengatakan, mulai terganggu dengan kabut asap. ”Setiap pagi asap tebal selalu menyelimuti hampir di seluruh Kota Sampit. Saat mengendarai sepeda motor, selain mata perih dan mengganggu pernapasan, jarak pandang saya terhalang kabut asap yang tebal itu,” ujarnya. (daq/sir/hgn/yit/ant/ign)

 


BACA JUGA

Jumat, 02 Mei 2025 15:34

Program Cetak Sawah Tingkatkan Kesejahteraan Petani

SAMPIT – Kementerian Pertanian merealisasikan program bantuan cetak sawah seluas…

Jumat, 02 Mei 2025 15:33

Jaring Bibit Unggul Siswa Sejak Dini

SAMPIT – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendukung pelaksanaan…

Jumat, 02 Mei 2025 15:33

CPNS Kotim Dilarang Langsung Minta Pindah

SAMPIT – Sebanyak 205 calon pegawai negeri sipil (CPNS) formasi…

Jumat, 02 Mei 2025 15:32

May Day, Disnaker Ajak Buruh Jaga Harmoni dan Tingkatkan Diri

SAMPIT – Momentum Hari Buruh Internasional atau May Day 1…

Jumat, 02 Mei 2025 15:16

Ketua Dekranasda Kunjungi Galeri Kerajinan Pontianak

SAMPIT – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Kotawaringin Timur…

Jumat, 02 Mei 2025 15:16

Pemkab akan Bantu Pondok Pesantren Bangun MCK

SAMPIT — Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berencana akan membangun…

Jumat, 02 Mei 2025 15:15

Kotim Cetak 4.216 Hektare Sawah

SAMPIT – Harapan petani di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) untuk…

Jumat, 02 Mei 2025 15:15

Siapkan Dua Hektare untuk Sekolah Rakyat

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendukung  program Sekolah…

Selasa, 29 April 2025 17:44

Kotim Lirik Pengolahan Lidah Buaya

SAMPIT — Dalam upaya meningkatkan potensi pertanian daerah, Pemerintah Kabupaten…

Selasa, 29 April 2025 17:43

Antisipasi Penumpukan Sampah, DLH Kotim Genjot Penataan TPA

SAMPIT – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers