SAMPIT-- Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat, akan membenahi pengelolaan museum kayu Sampit. Ke depan, museum tersebut akan lebih diarahkan untuk tujuan wisata edukasi bagi masyarakat, terutama kalangan pelajar.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kotim Halikinnor menjelaskan, pengembangan museum kayu ini juga memerlukan pemikiran banyak pihak, agar pengelolaannya lebih baik lagi. Sehingga dapat menjadi wisata edukasi dan jumlah pengunjungnya terus bertambah.
"Selain itu, pembenahan koleksi yang ada di museum kayu juga harus ditambah. Dan seharusnya ada video dokumenter tentang Kotim secara garis besar. Jadi setiap orang berkunjung minimal mengetahui Kotim masa lalu dan perkembangan saat ini," paparnya, di sela menghadiri seminar di museum tersebut, Senin (16/9) kemarin.
Selain itu lanjut Halikin, di museum tersebut nantinya juga harus edukasi sejarah, dan tempat-tempat untuk instagramable, agar menarik kalangan millenial. Tujuannya agar setiap orang yang berkunjung dapat membantu untuk mempromosikan museum kayu.
"Maka dari itu ada rencana bupati ingin membangun kantor Disbudpar di dekat museum kayu, sehingga museum kayu akan lebih terkelola dan semakin banyak pengunjungnya," tambah Halikin.
Kepala Disbudpar Kotim, Fajrurrahman menambahkan, salah satu langkah yang diambil pihaknya, salah satunya melaksanakan lomba, festival, untuk tingkat pelajar di museum.Sehingga menarik minat pengunjung ke museum dan menimbulkan keinginan orang untuk mengetahui hal yang menarik yang ada di museum.
"Pada 2016 ada sekitar 700 kunjungan, hingga bulan Mei 2020 ditargetkan ada 3.500 kunjungan. Sedangkan hingga saat ini sudah ada 1.800 kunjungan ke museum," ujarnya.
Fajrur berharap, setelah upaya pembenahan, akan ada banyak kegiatan yang dilaksanakan di museum dan tingkat kunjungan juga terus bertambah. Dan yang datang berkunjung diharapkan dapat jadi agen promosi, baik itu lewat media sosial. (dc/gus)