Provinsi ini harus segera berbenah memacu birokrasi sebagai mesin pembangunan di daerah untuk bergerak dinamis, gesit dan responsif .Mesin birokrasi daerah akan sangat ditentukan oleh kapasitas nahkoda yaitu pemimpin daerah.
Sirkulasi Kepemimpinan
Pilkada pada hakikatnya adalah sebuah wahana estafet kepemimpinan dimana sirkulasi kepemimpinan diharapkan mampu berjalan dengan baik, sehingga akan mampu melahirkan pemimpin-pemimpin yang mempunyai kapasitas dan kapabilitas mumpuni, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Namun, data dan fakta di lapangan belum berpihak demikian. Pilkada kita masih menyimpan segudang pekerjaan rumah yang tidak sederhana. Proses Pilkada masih dipahami sebatas pada sirkulasi kekuasaan belaka. Kualitas Pilkada kita masih sejalan dengan malnutrisi’nya demokrasi kita yang acapkali tersandera dengan ruwetnya oligarki partai politik yang menggurita.
Tahun politik 2020 ini semestinya dimaknai secara konstruktif oleh seluruh komponen masyarakat di Kalimantan Tengah.
Kita wajib menjadikan momen ini untuk arena ‘naik kelas’. Dengan kata lain, menaikkan kualitas kontestasi pilkada kita bukan hanya sebagai estafet kekuasaan semata, namun sebagai arena maraton untuk melahirkan pemimpin Kalimantan Tengah yang mampu menggerakkan seluruh komponen untuk berlari kencang mengejar kemajuan pembangunan Provinsi lainnya di pulau kalimantan.