SAMPIT – Wakil rakyat di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) geram dengan kelangkaan masker di tengah wabah virus korona baru penyebab Covid-19. Padahal, pemerintah meminta masyarakat agar mengenakan masker, namun tidak bisa menjamin ketersediaan barang tersebut di pasaran dengan harga normal. Pemerintah diharapkan melakukan intervensi terhadap pasaran masker.
Anggota Fraksi Partai Nasdem DPRD Kotim Jabiden Nadeak mengatakan, pemerintah seakan tidak berdaya menekan harga masker, sabun cuci tangan, serta cairan pembersih tangan. Padahal, barang tersebut merupakan hal utama dalam pencegahan penularan Covid-19.
”Seharusnya pemerintah melalui SOPD teknis turun tangan memastikan harga masker serta sabun cuci tangan dan hand sanitizer dalam harga yang normal,” kata Nadeak, Selasa (14/4).
Anggota Komisi I DPRD Kotim ini juga menyesalkan sikap oknum pedagang yang mengambil keuntungan besar di balik keresahan masyarakat. Seharusnya harga masker jangan sampai melambung tinggi.
”Setidaknya jangan sampai mengail keuntungan besar di balik musibah sekarang, karena ini menyangkut urusan hati nurani dan rasa kemanusiaan,” tegasnya.
Dia berharap oknum tersebut bisa terketuk pintu hatinya agar mendistribusikan masker kepada masyarakat. ”Bukan saatnya cari untung. Ini urusan bagaimana kita menyelamatkan nyawa manusia dan sesama,” ujarnya.
Lebih lanjut Nadeak mengatakan, langkah yang harus dilakukan pemerintah adalah mengamankan masyarakat yang belum terinfeksi. Salah satunya dengan alat pelindung diri (APD) dasar, seperti masker, sabun cuci tangan, dan hand sanitizer.
”Bagi saya untuk rapid test kepada warga bukan prioritas, tetapi langkah pertama bagaimana mengamankan zona yang masih steril dan bebas dari infeksi itu. Masih ada waktu kita upayakan untuk bertarung maksimal dalam pencegahan ini,” kata Nadeak.
Harga masker yang dijual saat ini bervariasi, mulai dari Rp 5.000 – Rp 15 ribu per lembar. Sebagian warga memilih tidak menggunakan masker lantaran harganya dinilai terlalu mahal dan sulit diperoleh.
”Saya tidak pakai masker karena kalau beli setiap hari tidak mungkin. Ambil saja harga Rp 5 ribu sementara saya di rumah ada tujuh orang,” kata Nurhayati, warga Baamang Tengah.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kotim Zulhadir mengatakan, pihaknya tidak punya wewenang menekan harga masker dan APD yang beredar di pasaran. Mereka hanya bisa mengimbau agar penjualan setidaknya jangan sampai menjadi beban bagi masyarakat di tengah bencana.
Bupati Kotim Supian Hadi berjanji dalam waktu dekat Pemkab Kotim akan membagikan sekitar 15 ribu masker gratis kepada masyarakat. Saat ini masker itu tengah dikerjakan para penjahit. Supian mendatangi langsung los penjahit di Pasar Berdikari Sampit.
Dia mengatakan, masker akan dibagikan pada 17 April nanti. Hal itu merupakan upaya pemerintah daerah mencegah penularan, apalagi pemerintah sudah mengimbau setiap orang menggunakan masker jika memang terpaksa harus keluar rumah.
”Kalau sudah selesai akan dibagikan kepada masyarakat. Tahap pertama ini ada 15 ribu lembar yang didistribusikan kepada masyarakat,” tandasnya. (ang/ign)