SAMPIT – Pasangan calon bupati dan wakil bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor-Irawati (HARATI) menyatakan siap mencari sumber pendapatan lain guna memperbesar pendapatan asli daerah (PAD) melalui potensi lain yang dimiliki kabupaten ini. Hal itu sebagai upaya mendongkrak APBD Kotim agar lebih besar dibanding sebelumnya guna mengakomodir pembangunan.
Saat terpilih sebagai bupati dan wakil bupati Kotim nantinya, HARATI, menurut Halikin, jelas harus siap meningkatkan pendapatan daerah guna menunjang pembangunan Kotim di berbagai sektor.
”Karena kalau Kotim hanya menerima apa yang menjadi hak daerah, maka Kotim tidak akan bisa berkembang," katanya usai mengikuti debat paslon di gedung Serbaguna Sampit, Senin (23/11) malam.
Menurutnya, sebagai pemimpin daerah, jika terpilih untuk periode 2021-2024, pihaknya harus bisa mengupayakan sumber pendapatan lain yang mampu memperbesar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Apalagi, kata Halikin, di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang anggaran sangat terbatas, di mana dana alokasi umum (DAU) akan turun dan dana alokasi khusus (DAK) mengalami pemotongan, sehingga baginya seorang kepala daerah harus memiliki kiat dan upaya untuk mempunyai inovasi atau terobosan dalam meningkatkan pendapatan daerah untuk pembangunan, dengan menyusun program prioritas sesuai kebutuhan masyarakat di lapangan.
”Pejabat harus berinovasi bagaimana menghemat dan menyusun program. APBD digunakan hanya untuk hal yang benar-benar penting, bukan keinginan warga, tapi membuat program sesuai kebutuhan masyarakat. Itu yang penting sekali untuk disusun," tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan, program yang dijalankan nantinya harus benar-benar memperhitungkan APBD, agar penggunaannya bisa maksimal, sehingga tidak sembarangan membuat program, serta mengoptimalkan DAK, DAU, serta mempertahankan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) yang ada saat ini.
”Periode kali ini kurang lebih hanya tiga tahun, sehingga tidak ada waktu lagi untuk belajar. Kami akan mengoptimalkan sumber pendapatan, baik PAD, DAU, dan DAK serta mempertahankan WTP," katanya.
Dengan demikian, lanjutnya, meski anggaran terbatas seperti kondisi saat ini, tapi memiliki dampak multiplayer effect kepada masyarakat, baik di sektor ekonomi dan sosial budaya akan sangat terasa, sehingga APBD Kotim bisa tepat sasaran.
”Membuat program itu harus benar-benar mengetahui yang mana PAD, DAK, DAU, dan tidak sembarangan membuat program. Harus dihitung seusai kemampuan daerah,” katanya.
Sementara itu, menurutnya, yang terpenting di tengah pandemi Covid-19 saat ini adalah menjaga kondisi kesehatan agar benar-benar fit dan sehat. Sebab, dengan kondisi fit dan prima, maka segalanya akan berjalan dengan baik. Termasuk dengan tahapan pilkada yang dia jalani selama ini.
”Alhamdulillah tidak ada persiapan khusus. Terpenting hanya kesehatan fisik, karena saat pandemi harus kondisi fit dan prima maka semuanya bisa diikuti dengan baik," tandasnya. (yn/ign)