Perjalanan karir William Novetra di dunia politik boleh dibilang masih seumur jagung. Meski demikian, pria berdarah Tionghoa ini mampu menyisihkan politikus senior, termasuk dan ketua partai, sehingga berhasil duduk di DPRD Kotim dari Dapil II.
RADO, Sampit
Perjalanan politik William dimulai dari bajuk rayu Partai Demokrat Kotim. Dia dicalonkan menjadi anggota legislatif dari partai berlambang bintang mercy tersebut.
Banting stir ke dunia politik setelah lama bergelut di dunia usaha bukan perkara mudah. Willian harus siap segala sesuatunya. Dia memutuskan terjun ke dunia itu setelah memiliki hitungan matang.
”Awalnya saya berpikir kalau setengah hati ikut nyalon, lebih baik nggak usah. Maka, waktu itu kita semaksimal mungkin untuk menang,” ujar William.
Pria yang lama menghabiskan waktunya selama 4,5 tahun di San Fransisco, Amerika Serikat, sebagai mahasiswa teknik mesin ini menuturkan, perjuangannya duduk di kursi wakil rakyat cukup berat. Dia harus melawan rival dan politikus andal di dapilnya pada Pemilu Legislatif 2014 lalu.
Trik dan rahasia untuk memenangkan setiap pertarungan di konstelasi politik selalu ditutup rapat-rapat agar tidak tercium pihak lain. Apalagi dapil II rata-rata merupakan ketua partai dan politikus yang dikenal luas masyarakat.
Setelah merasakan kerasnya dunia politik, William menyadari bahwa politik seolah sebuah panggung sandiwara. Namun, hal itulah yang membuatnya menarik dan menjadi seni tersendiri.
”Hari ini bisa jadi teman, besok jadi musuhan. Seperti itulah dunia politik, tergantung bagaimana kita menjalani agar berpolitik itu tetap cerdas dan santun,” ujar pria berusia 35 tahun ini.
William merupakan anak salah seorang pengusaha tenar di Kotim. Orang tuanya dikenal luas saat bisnis kayu sedang berjaya. Seiring meredupnya bisnis itu, investasi dialihkan ke sektor kelapa sawit.
William mengaku masih perlu belajar ketika awal masuk di DPRD Kotim. Dia berprinsip, sebagai seorang yang memiliki tugas pengawasan, harus paham dengan tugas pihak yang diawasi, terutama mitra kerja di dinas dan instansi. (***/ign)