SAMPIT – Sejumlah proyek yang dibangun di masa pemerintahan Supian Hadi-Taufiq Mukri (Sahati) dinilai berakhir mengecewakan. Hal itu disebabkan bangunan dan jalan yang dianggarkan ternyata tidak sampai fungsional. Kepala daerah selanjutnya diminta melanjutkan proyek yang sudah terlanjur digarap tersebut agar tak mubazir.
”Siapa pun kepala daerah selanjutnya, kami ingatkan untuk melanjutkan pembangunan proyek multiyears yang ternyata di akhir jabatan Sahati tidak rampung,” kata anggota Komisi I DPRD Kotim Rimbun, Jumat (5/2).
Politikus PDI Perjuangan ini mencontohkan, pembangunan proyek sport centre di era sebelum Supian Hadi-Taufiq Mukri. Saat itu proyek tersebut menelan dana cukup besar. Namun, hingga akhir jabatan Wahyudi K Anwar, proyek tersebut tidak dilanjutkan. Saat ini, kata Rimbun, hanya terdapat bangunan kolam renang dan ruang ganti. Parahnya, lokasinya sudah kembali jadi hutan di kilometer 6.
”Seperti sport centre, dana sudah banyak masuk. Tetapi, saat pemerintahan itu berakhir tidak dilanjutkan lagi pembangunannya hingga fungsional. Kalau bisa dikatakan rugi, ya daerah dirugikan dengan barang yang tidak bisa dipakai itu,” tegas Rimbun.
Rimbun mencatat, ada sejumlah proyek yang nilainya ratusan miliar dari APBD Kotim tahun 2016-2020 yang tidak tuntas atau belum fungsional. Di antaranya, proyek sirkuit, mal pelayanan publik, pengembangan wisata Ujung Pandaran, Jalan Mentaya Seberang, Pasar Ikan Mentaya, dan bangunan RSUD dr Murjani Sampit.
”Contohnya rumah sakit, ternyata anggaran Rp 151 miliar yang dulunya dipaparkan di lembaga ini kami kira sampai kepada fungsional, tapi faktanya setelah diresmikan kembali ditutup lagi dengan seng. Ini artinya dana itu ternyata tidak mencukupi sampai fungsionalnya. Di luar ekspektasi kami di lembaga yang saat itu mengamini proyek besar tersebut,” tandasnya. (ang/ign)