SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sejak dini melalui penurunan angka stunting. Hal tersebut merupakan tugas stakeholder secara bersama-sama.
Bupati Kotim Halikinnor mengatakan, peningkatan kualitas SDM berdasarkan siklus hidup merupakan tugas bersama agar bangsa Indonesia pada umumnya, termasuk generasi muda dapat sejajar dengan bangsa lain yang sehat, cerdas, produktif, berdaya saing tinggi, serta dilandasi akhlak mulia.
”Kita berupaya meningkatkan kualitas generasi penerus dengan menekan angka kasus stunting di Kotim," kata Halikinnor, baru-baru ini.
Halikinnor menuturkan, dampak stunting cukup besar. Bahkan, tidak sedikit anak-anak asal daerah ini yang gagal masuk polisi karena tinggi badannya tidak memenuhi kriteria persyaratan.
”Karena tinggi badannya tidak memenuhi syarat, tidak sedikit anak-anak di Kotim yang gagal masuk polisi. Hal ini yang menjadi perhatian kami, guna menekan jumlah kasus stunting," ucapnya.
Menurutnya, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam penurunan angka stunting. Salah satunya pernikahan usia dini yang masih terjadi.
”Upaya menurunkan angka stunting menjadi tantangan. Salah satunya disebabkan perkawinan anak dan ketidaksiapan calon pengantin membina keluarga yang sehat, bahagia, dan sejahtera," ujarnya.
Halikinnor meminta orang tua agar memantau tumbuh kembang putra-putrinya yang sedang dalam masa pertumbuhan. Terutama yang sedang hamil, agar rutin memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan, dari awal kandungan, melahirkan, hingga anak tersebut berumur di atas empat tahun.
Menurutnya, hal tersebut penting agar kesehatannya terus terpantau dan tidak stunting, sehingga tumbuh kembang anak akan lebih baik dan terhindar dari gizi buruk atau lainnya.
”Periksakan ke puskemas, pustu, posyandu, atau fasilitas kesehatan lainnya agar kesehatan anak baik dalam kandungan atau setelah melahirkan terus terjaga," katanya.
Terkait penanganan stunting, Pemkab Kotim mendapat apresiasi dari pemerintah pusat dengan mendapat penghargaan sebagai peringkat pertama penanganan stunting. Penghargaan tersebut, kata Halikinnor, menggambarkan komitmen kuat dan keseriusan pemerintah daerah menangani stunting dan selaras dengan program pusat untuk percepatan pencegahan stunting dalam upaya penguatan kualitas SDM yang unggul.
”Tujuan besar yang ingin dicapai bukan penghargaan tetapi terus menurunnya angka stunting, sehingga mampu meningkatkan kualitas generasi penerus yang bisa bersaing dengan daerah lainnya," ujarnya. (yn/ign)