SAMPIT – Satwa liar yang masuk ke perkebunan warga kembali terjadi. Seorang warga di Jalan Gunung Kelud, Kecamatan Baamang, Sampit, Martono, menemukan anak orangutan berumur 1,5 tahun di kebun karet miliknya.
Menurut Martono, saat itu ia hendak pulang dari kebunnya di Desa Bapeang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Namun, tiba-tiba ia mendengar suara tangisan. Dia langsung mencari sumber suara tersebut dan menemukan seekor orangutan yang terlantar dan terpisah dari induknya.
Saat ditemukan, kondisi orangutan betina itu sangat memprihatinkan. Tubuhnya kurus karena kekurangan makanan dan terlihat lemah. Martono pun merasa iba dan khawatir anak orangutan tersebut dimangsa predator di hutan.
Pria yang berprofesi sebagai petugas keamanan di salah satu bank tersebut memutuskan membawa pulang satwa tersebut. ”Saya kasihan dan takut anak orangutan ini jika ditinggal begitu saja bakalan mati, makanya saya bawa pulang,” ujarnya, Kamis (4/8).
Di sekitar kebun itu, lanjutnya, sudah tidak ada lagi pepohonan yang biasanya menjadi tempat orangutan mencari makan. ”Pepohonan banyak yang hangus akibat kebakaran tahun 2015 lalu, sehingga sulit bagi binatang mencari makan dan bertahan hidup,” tuturnya.
---------- SPLIT TEXT ----------
Martono menyadari orangutan merupakan satwa dilindungi. Dia kemudian melaporkan temuannya ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sampit yang berwenang untuk menangani satwa liar. BKSDA yang dikomandani Muriansyah segera meluncur ke rumah Martono menjemput anak orangutan itu.
”Belum tahu apa penyebab anak orangutan ini terpisah dari induknya. Karena untuk spesies orangutan ini jarang sekali yang mau melepaskan anaknya begitu saja. Yang jelas, sekarang kami fokus untuk menyelamatkan anak orangutan ini dulu,” kata Muriansyah.
Serah-terima orangutan oleh warga ke BKSDA sudah ke sepuluh kalinya dalam tahun ini. Muriansyah mengapresiasi semakin meningkatnya kesadaran dan kepedulian masyarakat turut menyelamatkan satwa dilindungi.
Selanjutnya, anak orangutan temuan ini akan dibawa ke Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II BKSDA di Pangkalan Bun, untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan dan rehabilitasi sebelum akhirnya dilepasliarkan di Suaka Marga Satwa Lamandau. (vit/ign)