SAMPIT – Teror kebakaran mulai muncul di Kabupaten Kotawaringin Timur. Selama dua hari lalu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim mendeteksi sedikitnya ada tujuh titik api yang tersebar di tiga kecamatan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kotim Senddy mengatakan, kebakaran kahan di Kecamatan Ketapang ada empat titik, Baamang dua titik, dan Cempaga Hulu satu titik. BPBD bekerja sama dengan instansi terkait lainnya telah memadamkan api sebelum meluas.
Meskipun ada tujuh titik kebakaran, tapi skalanya masih kecil, tidak sampai 1 hektare sehingga belum terdeteksi satelit. Penanganannya pun tidak terlalu berat. Selain titik api, pihaknya juga mendeteksi adanya titik panas atau hotspot di Kecamatan Antang Kalang.
Kendati kebakaran sudah mulai terjadi, pihaknya menetapkan status siaga kebakaran. Sesuai prakiraan BMKG, musim kemarau baru mulai pada Juni. BPBD justru masih dalam status siaga banjir hingga April nanti.
Dalam seminggu terakhir intensitas hujan menurun. Hujan cenderung terjadi di wilayah utara hingga Palangka Raya. Tapi memasuki pekan ini awan mulai mengarah ke Kotim dan diperkirakan intensitas hujan akan kembali naik.
”Kalau informasi dari BMKG kemarin mulai 12 Februari mulai ada hujan dan ternyata benar. Walaupun intensitasnya masih sedang dan mungkin tidak merata, kami masuk status siaga karhutla, bahkan waspada juga belum. Kami selalu siaga, sesuai dengan intruksi bupati,” pungkasnya.
Wakil Bupati Kotim M.Taufiq Mukri mengatakan, dalam rangka mengantisipasi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 2017, pemkab telah rapat koordinasi bersama dengan seluruh gubernur dan bupati se-Indonesia. Selanjutnya di tingkat provinsi dan kabupaten juga akan melaksanakan rapat koordinasi, termasuk Kotim yang akan dilaksanakan pada 16 Februari nanti dengan melibatkan semua instansi dan SKPD terkait.
”Kami juga sudah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh camat yang ada di Kotim dan mungkin akan ada instruksi lanjutan mengenai peningkatan upaya penanggulangan karhutla ini. Kapolsek dan danramil serta PBS dari CSR juga kami imbau untuk mempersiapkan secara dini untuk penanggulangan karhutla dari segi sarana dan prasarana,” ujarnya.
Sementara itu Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Sugian Noor mengatakan, pihaknya sudah berupaya maksimal untuk menekan kebakaran hutan dan lahan dengan sosialisasi kepada masyarakat.
”Saya lihat seperti kemarin ada enam kebun terbakar. Setelah ditegur jangan sampai lagi membakar, mereka mengaku tidak tahu ada larangan,” kata Sugian Noor, Senin (13/2).
Masyarakat tidak tahu aturan atau hanya pura-pura tidak tahu, kata Sugian Noor, harus tetap dijerat hukum. ”Tetapi yang namanya sudah dilarang, jelas tidak diperbolehkan membakar hutan atau lahan dengan alasan apapun. Tindak secara hukum, biar ada efek jera. Itu bisa dilakukan oleh pihak kepolisian,” ucapnnya.
Sosialiasi dilakukan di berbagai kecamatan se-Kotim. Terakhir, sosialisasi dilakukan di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
”Semua orang tahu bagaimana rasanya ketika kabut asap membahayakan nyawa kita semua. Jadi apa kita ingin terulang lagi, kita semua yang menjawab dan mencegahnya bersama-sama,” tutupnya. (mir/vit/yit)