PANGKALAN BANTENG – Ketika air di tiga titik luapan sungai di perbatasan Amin Jaya-Sungai Pakit dan dua sungai di Karang Mulya surut, kondisi sebaliknya terjadi di kawasan Desa Sungai Hijau. Puluhan rumah di RT 6,7, 9 dan 10 Desa Sungai Hijau mulai terendam.
Sekretaris Desa Sungai Hijau Slamet Widodo mengatakan, wilayah yang rawan banjir Sungai Hijau berada di empat RT. Lokasi yang paling parah berada di RT 9 dan 10. ”Tinggi air di RT 9 dan 10 sudah sekitar 1 meter lebih,” katanya.
Sejak air mulai memasuki kawasan tersebut, warga telah bersiaga dan mulai menyelamatkan barang berharganya. ”Mereka sudah mulai memindahkan barang-barangnya,” katanya.
Kepala BPBD Kobar Hermon Lion mengatakan, pihaknya telah menyiagakan tim. Bantuan logistis untuk warga juga sudah dalam perjalanan.
”Air mulai meninggi, tim kita sudah siap di lokasi dan mulai membantu melakukan evakuasi,” katanya.
Selain disiapkan tenda untuk pengungsian, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk mempersiapkan salah satu gedung PAUD untuk tempat pengungsian.
”Sementara ini sebagian besar masih mengungsi di rumah-rumah keluarga mereka, namun bila genangan air makin meluas maka sudah kita siapkan lokasi untuk evakuasi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air DInas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Erdi Setiawan mengatakan, banjir yang terjadi di Sungai Hijau merupakan kumpulan dari tiga sungai yang sebelumnya meluap.
”Luapan air di Sungai Pakit dan dua Sungai di Karang Mulya terkumpul di Sungai Hijau ini. Hal itu terjadi karena Sungai Hijau menjadi muara dari ketiga sungai tersebut,” katanya.
Selain itu, tinggi air yang menggenangi dua RT di Desa Sungai Hijau itu juga karena adanya arus pasang dari Sungai Kumai (Sungai Semanggang) yang bermuara di Laut Jawa.
”Ada arus pasang Laut Jawa, karena Sungai Hijau ini menyambung ke Sungai Kumai. Air di hulu debitnya tinggi ditambah pasang akhirnya ya tergenang,” katanya. (sla/yit)