SAMPIT – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tengah memperjuangkan kawasan hutan yang menjadi tempat habitat orangutan dan hewan lindung lainnya. Kebakaran lahan yang mulai terjadi, merupakan ancaman serius bagi satwa tersebut.
Komandan Pos Jaga BKSDA Sampit Muruansyah mengatakan, pihaknya sudah tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Siaga Darurat Penanggulangan Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan, Lahan dan Kebun (Karlahutbun) Kotim yang dibentuk Jumat (4/8) lalu.
Hal yang diutamakan adalah kawasan hutan dan lahan yang menjadi tempat tinggal satwa dilindungi, di antaranya orangutan dan bekantan. Populasi hewan itu hingga kini masih cukup banyak dan dijaga aparat terkait.
”Daerah sebaran orangutan saat ini hampir semua kecamatan di Kotim ada. Bahkan, di sekitar Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang, sering ditemukan (orangutan). Namun, tinggal di spot hutan yang kecil. Sekitar semak belukar, kebun masyarakat, dan perusahaan perkebunan kelapa sawit,” kata Muriansyah, Minggu (6/8).
Kekhawatiran pihaknya, ketika hutan yang menjadi habitat bagi hewan tersebut terbakar, bukan hanya tempat tinggal yang hilang, makanan juga berkurang. Dampaknya, serangan terhadap kebun warga akan meningkat.
”Bahaya dan dampak kebakaran bukan cuma dirasakan manusia saja, satwa liar pun ikut merasakannya. Saat kebakaran dan pascakebakaran, banyak hewan ditemukan atau masuk ke lading dan perkebunan, hanya untuk menghindari api dan mencari makan. Kami khawatir terjadi konflik antara hewan lindung dan warga,” ungkapnya.
Dari pengalaman tahun sebelumnya, dia menambahkan, saat konflik terjadi, satwa sering kalah. Hal tersebut masih dapat dihindari dengan tidak membakar hutan atau lahan di Kotim.
”Jika kebakaran terjadi dan banyak serangan, yang sering kalah dan dipersalahkan satwa liar. Padahal, mereka juga adalah korban dari kebakaran yang kehilangan habitatnya serta makanan. Untuk pengawasan, kami sudah ikut serta tergabung siaga dari Manggala Agni berjumlah lima orang,” imbuhnya.
Akan tetapi,lanjutnya, selama lima hari belakangan, pascakebakaran di lahan seluas sekitar 50 hektare di Desa Handil Sohor dan Basirih, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, belum ada tanda-tanda hewan lindung yang ditemukan mati akibat api.
”Anggota masih di lokasi. Ikut serta dalam tim gabungan memadamkan api,” pungkasnya. (mir/ign)