PALANGKA RAYA - Muhammadiyah English Association (MEA) sebagai Klub Bahasa Inggris di Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMP) telah mengadakan sebuah pelatihan yang berfokus pada Debat Bahasa Inggris, Master of Ceremony dan Public Speaking pada 29 September – 1 Oktober 2017 lalu. Kegitan yang dikemas dengan suasana perkemahan di Sanggar Pramuka Jalan KS Tubun tersebut mengusung tema “Be Modern, Excellent and Active Youth”.
Kegiatan MEA Camp 2017 dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor III, Laksminarti, SH, MH tersebut dilaksanakanmemunculkan bibit-bibit unggul mahasiswa yang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik dengan menjadi modern (wawasan luas dan pemikiran yang terbuka). Selain itu, bibit bibit cerdas secara attitude dan intelektual (excellent) serta active dalam menjadi aktor perubahan (agent of change) di kehidupan kampus maupun masyarakat demi terwujudnya peradaban yang lebih baik.
“Mahasiswa harus mampu menguasai Bahasa Asing khususnya Bahasa Inggris sebagai modal dalam menghadapi tantangan global di era Masyarakat Ekonomi ASEAN sekaran ini. Saat ini penguasaan sangat penting bagi generasi muda kita, khususnya mahasiswa,” tegas Wakil Rektor III, Lakminarti, Rabu (4/10).
Adapun total peserta yang mendaftar kegiatan ini berjumlah 30 Orang terdiri dari mahasiswa UM Palangka Raya, siswi SMA dan mahasiswa dari Universitas Palangka Raya (UPR). Sebelum peserta menuju lokasi perkemahan, mereka mendapat wejangan dan materi awal dari Pembina MEA UM Palangka Raya, yakni Hendri MPd.
“Pada kegiatan ini peserta dibagi ke dalam 3 kelas kelompok; English Debate Class yang dibimbing oleh Cendikia Flory Aristia, M.Pd, Master of Ceremony Class oleh Chitra Muliati, S.Pd., dan Public Speaking Class oleh Satrio Samtha Nugraha, SH. Jadi mereka lebih fokus untuk mengikuti kegiatan MEA tersebut,” tukasnya.
Setelah kegiatan ini, follow up akan dilakukan dengan melakukan pelatihan English Debate secara berkala dan gathering rutin.Ini dilakukan agar ilmu yang diperoleh saat mengikuti MEA dapat diaplikasikan.
“MEA berupaya untuk merubah paradigma bahwa mempelajari dan menguasai Bahasa Asing khususnya Bahasa Inggris bukanlah untuk melunturkan rasa nasionalisme sebagai kita putera-puteri bangsa Indonesia. Namun, dengan mengusai bahasa asing khususnya Inggris kita jadikan sarana untuk lebih memperkenalkan, mengharumkan dan membanggakan Indonesia di mata dunia,” tandasnya. (arj/vin)