KASONGAN - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Katingan akhirnya merilis penyebab tingginya tingkat kekeruhan air sungai, hingga seringnya musibah banjir yang menerjang sejumlah kecamatan beberapa waktu lalu.
Berdasarkan pantauan dan data lapangan, Dinas Lingkungan Hidup menyimpulkan bahwa fenomena tersebut akibat ulah manusia. Mulai penambangan emas tanpa izin (PETI) tak terkendali, pembabatan hutan, hingga besarnya pembukaan lahan perkebunan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Katingan Hap Baperdo mengatakan, selama tahun 2017 curah hujan tergolong di daerahnya masih tergolong normal seperti tahun-tahun sebelumnya. Anehnya, malah membuat debit hingga kekeruhan air sungai Katingan makin tinggi.
"Berdasarkan uji laboratorium, TS atau tingkat kekeruhan air sungai pada saat itu mencapai 2.000 miligram per liter. Padahal standarnya, TS air sungai berada di bawah 50 miligram per liter. Artinya terjadi peningkatan yang sangat drastis," ungkapnya, Selasa (10/10).
Fenomenya tak lazim itu dapat disimpulkan akibat tingginya aktivitas manusia terhadap lingkungan hutan. Sebab, fakta lapangan menyebutkan bahwa saat ini tutupan lahan berkurang cukup tinggi. Ditenggarai akibat pembukaan lahan perkebunan secara besar-besaran hingga pembalakan liar.
"Itulah yang membuat jumlah erosi kian tahun semakin tinggi. Alasan lain karena aktivitas PETI di bantaran sungai, sehingga membuat material pasir dan batu menumpuk di aliran sungai. Jika dilakukan dalam jumlah dan waktu yang lama, maka akan membuat daya tampung sungai terhadap air semakin berkurang," sebut Hap Baperdo.
Kajian tersebut hendaknya menjadi tamparan keras bagi pemerintah daerah maupun masyarakat, agar lebih memperhatikan isu-isu yang bersinggungan dengan lingkungan hutan maupun sungai.
"Ini merupakan tantangan bagi Pemkab Katingan untuk sesegera mungkin menindaklanjutinya. Jika terus dibiarkan tanpa adanya evaluasi maupun tindakan tegas, maka kerusakan lingkungan sungai hingga hutan akan semakin meluas dan tak terkendali," tukasnya.
Dirinya mengajak semua elemen masyarakat hingga pemerintah memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga lingkungan alam di Katingan tetap lestari.
"Memelihara lingkungan agar aman, bersih dan sejuk untuk dihirup juga tanggung jawab kita bersama," pungkasnya. (agg/yit)