KASONGAN - Fotografi sebagai bahasa visual terbukti menembus batas literasi dan hambatan komunikasi antarmanusia. Itulah yang coba diterapkan WWF Indonesia Kalimantan Tengah melalui program Panda Click! di Kabupaten Katingan.
Direktur Kalimantan WWF Indonesia Irwan Gunawan menuturkan, program Panda Click! yang dilaksanakan di Desa Tumbang Bulan Kecamatan Mendawai sejak 2015 lalu membuktikan bahwa masyarakat yang hidup jauh dari modernitas dapat berbicara dengan fasih tentang alam, lingkungan keseharian, dan sosial budaya melalui foto.
"Foto-foto hasil karya warga ini dipamerkan untuk masyarakat umum dan Pemkab Katingan.
Pameran ini menampilkan foto beragam topik, yang intinya mewakili aspirasi atau permasalahan masyarakat setempat," ungkapnya, Kamis (19/10).
Menurutnya, pameran ini bertujuan untuk mengenalkan hasil karya foto-foto masyarakat lokal di sekitar kawasan konservasi Taman Nasional Sebangau kepada komunitas pencinta fotografi, akademisi maupun masyarakat Katingan pada umumnya.
"Diharapkan bisa mengajak masyarakat khususnya pelajar lebih mengenal alam, budaya melalui foto-foto yang dipotret oleh warganya sendiri," imbuhnya.
Technical Support Leader WWF Program Kalimantan Barat yang juga penggagas Panda Click!, Jimmy Syahirsyah mengatakan, program tersebut membawa semangat pemberdayaan kepada masyarakat lokal.
"Sedikitnya ada 6.000 foto yang dihasilkan dari 13 warga Desa Tumbang Bulan selama Agustus 2015 sampai 2016. Namun kami seleksi hingga mengerucut menjadi 50 foto saja pada pameran ini. Temanya bebas, namun semuanya mewakili aspirasi masyarakat, seperti fasilitas air bersih, sosial, lingkungan dan sebagainya," sebut Jimmy.
Selain itu, semua foto yang dipamerkan memiliki keterangan (caption) masing-masing. Foto tersebut menjadi jembatan suara masyarakat atas berbagai permasalah di lingkungannya. Manfaatnya terbukti, contoh Desa Tumbang Bulan yang awalnya tidak memiliki fasilitas air bersih kini telah tersedia melalui program Pamsimas.
"Tujuan utamanya adalah untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Konsepnya dari masyarakat dan untuk masyarakat. Kami sebatas memfasilitasi saja, awalnya masyarakat memang tertutup namun setelah diberikan pemahaman akhirnya berjalan sesuai harapan," jelasnya.
Pihaknya juga mendapat tawaran untuk menggelar program serupa di sekitar kawasan konservasi Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya di Katingan. Menurutnya, kegiatan Panda Click! tidak terbatas dalam dunia fotografi, bisa berupa artikel, video dan media lainnya.
"Bagi yang hobi nulis silakan menulis. Kalau berbentuk film pendek, biasanya belum didukung dari sisi SDM, fasilitas hingga proses yang terlalu ribet dibandingkan foto. Makanya untuk sementara kami lebih intens kepada fotografi," pungkasnya. (agg/yit)