SAMPIT – Kebakaran gudang arsip, yang juga menjadi tempat tinggal penjaga kantor, di Dinas Pertambangan dan Energi Kotim menyisakan tanda tanya besar. Aparat penegak hukum pun diminta lebih jeli menelisik kasus itu untuk mengungkap faktor kesengajaan atau tidak.
Pengamat hukum dan politik di Kotim Sugi Santosa menyebut, dinas tersebut kini dalam perhatian aparat penegak hukum terkait izin pertambangan yang pernah dikeluarkan.
”Yang ikut terbakar itu dokumen, yang namanya dokumen tentu sangat penting, sudah barang tentu kasus ini menjadi kecurigaan masyarakat,” ungkap Sugi kepada Radar Sampit, Kamis (24/12) kemarin.
Menurut Sugi, penegak hukum harus mencari tahu, jangan sebatas menyebut kebakaran itu akibat korsleting saja. ”Patut masyarakat curiga, gubuk saja selama ini tidak pernah kita dengar terbakar akibat korsleting, masa kantor pemerintah selalu seperti itu,” sindir Sugi.
Sejauh ini masyarakat memang tidak mengetahui apa saja dokumen yang ikut terbakar pada Rabu (23/12) pagi itu. Tentu yang lebih mengetahui adalah dinas terkait. Jika ingin adanya keterbukaan, menurut Sugi, dinas tersebut harus bisa menjelaskan apa saja dokumen yang ikut terbakar itu.
”Yang jelas pemerintah dirugikan atas masalah ini, polisi harus cermat mencari latar belakang dan motif kebakaran itu,” cetusnya.
Terpisah Koordinator Forum Bersama (Forbes) LSM di Kotim Audy Valent sangat menyayangkan insiden tersebut. Mestinya dokumen negara, kata dia, penempatannya harus diperhatikan.
Jangan disimpan di samping tempat tinggal penjaga, karena memang sangat rentan terbakar seperti itu. ”Harusnya dinas terkait membuat tempat khusus yang aman, tidak disimpan di tempat seperti itu,” ungkapnya.
Kasus ini harus menjadi pelajaran bagi SKPD lain. Bahkan Pj Bupati Kotim Godlin diminta menginstruksikan tiap SKPD untuk menyimpan arsip di tempat yang benar-benar aman.
”Jangan sampai ada tudingan miring nantinya jika terjadi kebakaran seperti ini,” tukas ketua LSM Bongkar itu.
Di sisi lain, Audy juga meminta penegak hukum agar menelisik masalah ini. ”Jangan sampai ada dugaan ini sengaja untuk memusnahkan dokumen penting dalam bidang pertambangan,” tegasnya.
Sementara Kadistamben Kotim Ermal Subahan saat dikonfirmasi apakah sudah diketahui data-data apa saja yang ikut terbakar saat itu, tidak menjawab. Nomor ponsel Ermal beberapa kali dicoba dihubungi tidak aktif. (co/dwi)