Ilham Fahmi Ali (17), pelajar SMAN 1 Kurun ini menjadi perbincangan hangat masyarakat Kabupaten Gunung Mas (Gumas). Bakatnya melukis disukai ketika pertama kali diupload ke media sosial (medsos). Pujian berdatangan. Banyak yang takjub dengan hasil karyanya.
============================
ARHAM SAID, Kuala Kurun
Usianya masih muda dan masih mengecap pendidikan di bangku kelas XII IPS. Bakatnya melukis boleh dibilang luar biasa. Kemampuannya ditempa secara otodidak. Berawal ketika ada mata pelajaran seni di kelas, dia terus mengasah dan mengembangkan kemampuannya di bidang seni lukis tersebut.
Duduk di bangku kelas X, Ilham mulai melukis karikatur tokoh dunia. Lalu dilanjutkan kelas XI dengan melukis foto menggunakan pensil hitam dan pensil warna. Ini pun sesuai aliran seni yang disukainya, melukis foto manusia dan pemandangan alam. Sejak itu, berbagai karya seni lukis sudah dihasilkan.
”Ada beberapa hasil karya seni yang sudah dihasilkan dengan melukis foto menggunakan pensil hitam dan warna, seperti Presiden RI Joko Widodo, Presiden RI pertama Soekarno, Menpora RI Imam Nahrawi, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, Kepala SMAN 1 Kurun Batuah, dan lainnya,” ucap Ilham kepada Radar Sampit, Rabu (5/12) malam.
Untuk melukis satu buah foto, kata dia, diperlukan waktu kurang lebih satu minggu. Namun, itu dengan catatan hanya melukis setengah badan saja. Akan tetapi, apabila seluruh badan yang dilukis, memerlukan waktu lebih lama lagi sekitar dua minggu.
”Dalam melukis foto, memang ada tingkat kesulitannya. Harus teliti menentukan proporsi letak hidung, telinga, mata, dan bagian tubuh lainnya,” ujar anak dari pasangan Sutarmo (43) dan Isnaini Zuliana (39) ini.
Selain itu, lanjut dia, untuk melukis foto tokoh-tokoh penting juga harus detail, karena mereka mempunyai aura yang kuat dan harus bisa menyatu dengan objek foto yang akan dilukis. Ini sangat berbeda apabila dibandingkan dengan melukis masyarakat biasa.
”Karya pertama yang berhasil saya lukis itu adalah foto Presiden pertama RI Ir Soekarno. Dia pun menerima pesanan bagi siapa saja yang ingin dilukis, dengan tarif Rp 400-500 ribu. Sejauh ini, sudah ada beberapa pesanan yang berhasil dilukis, baik dari caleg, kakak kelas, dan tokoh masyarakat,” tuturnya.
Agar kemampuan melukisnya bisa ditularkan kepada adik kelas, saran dari Kepala SMAN 1 Kurun, dibentuklah Komunitas Lukis dan Gambar di bawah naungan SMAN 1 Kurun. Saat ini, sudah ada 20 orang adik-adik kelas yang tergabung dalam komunitas tersebut.
”Komunitas yang dibentuk ini untuk mengajarkan adik-adik kelas yang ingin belajar melukis. Mereka diajarkan setiap Jumat. Targetnya, setelah lulus nanti, akan ada adik-adik kelas yang bisa mahir melukis,” terangnya.
Kepiawaian melukis tersebut berhasil membawanya bertemu Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Imam Nahrawi di Kota Palangka Raya. Dia menyerahkan hasil karya seninya yakni lukisan wajah Menpora dan menitipkan lukisan wajah Presiden RI Joko Widodo.
”Saya juga tidak menyangka bisa bertemu Menpora dan mendapat tanggapan luar biasa dari seorang menteri. Ke depan, saya bermimpi bisa bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo dan menjadi seorang pelukis profesional,” katanya.
Setelah mahir melukis menggunakan pensil hitam dan warna, tidak lantas menjadikannya berpuas diri. Sejak November 2018 lalu, dia mendalami melukis dengan menggunakan cat minyak. Bagi siapa pun yang ingin melukis, terlebih dahulu harus ada keinginan dari diri sendiri.
”Kalau melukis menggunakan cat minyak baru satu bulan saya dalami, yang selalu dilakukan di kamar pribadi,” tutur kakak dari Haydar (12), pelajar SMPN 1 Kurun tersebut.
Menurutnya, melukis dengan pensil dan cat minyak memiliki perbedaan. Melukis menggunakan cat minyak harus melalui empat tahap, yakni membuat warna dasar, menemukan letak bayangan, penambahan warna kulit, dan penyempurnaan detail. Sedangkan jika menggunakan pensil ada dua tahap, yaitu membuat skesta dan melukis detailnya.
”Nantinya, apabila sudah mampu melukis dengan menggunakan cat minyak, dirinya siap menerima pesanan dengan tarif Rp 1-2 juta untuk setiap lukisan. Penetapan tarif itu berdasarkan saran dari temannya,” tutur anak sulung dari dua bersaudara ini.
Selama melukis, lanjut dia, ada beberapa pelukis yang selalu membuatnya bersemangat dan termotivasi hanya dengan memandang lukisan mereka. Kalau pelukis dalam negeri, dia sangat menyukai Basuki Abdullah dan Raden Saleh, sedangkan pelukis dari luar negeri Leonardo da Vinci.
”Untuk bisa seperti mereka, saya berencana akan melanjutkan pendidikan di Institut Seni Indonesia Jogjakarta dengan mengambil jurusan seni rupa. Dia sudah bertemu dengan pihak terkait agar nantinya bisa mendapatkan beasiswa,” ujarnya.
Sutarmo, ayah Ilham mengatakan, bakat anaknya melukis sudah terlihat sejak masih duduk di Taman Kanak-kanak (TK). Di usia tersebut, dia sudah bisa mewarnai dan ke mana-mana selalu membawa buku gambar. Bakatnya terus diasah dengan mengikutkannya ke beberapa perlombaan melukis.
”Untuk mencari bakatnya, saya juga sempat memasukkan ke Sekolah Sepak Bola (SSB), bulu tangkis, renang, dan kursus gitar, namun semua itu tidak disukai. Hingga suatu ketika, saya melihat hasil karya anaknya tersebut yang menggambar tokoh-tokoh kartun seperti naruto, dan lain-lain,” katanya.
Sebagai bentuk dukungan orang tua terhadap anaknya, dia akan selalu mendukung. Dengan harapan, bakat yang dimiliki saat ini bisa terus dikembangkan, sehingga suatu saat nanti mimpinya menjadi pelukis profesional dapat tercapai.
”Saya selalu mendukung Ilham untuk berkreasi dan berinovasi, agar nantinya bisa lebih maksimal lagi. Tentunya, kami juga mengharapkan dukungan dari pemerintah, seperti dalam bentuk bantuan beasiswa,” terangnya.
Kepala SMAN 1 Kurun Batuah mengatakan, dalam kesehariannya selama di sekolah, Ilham merupakan anak yang baik. Tidak ada sikap dan perilaku yang di luar disiplin dan aturan. Prestasi di kelasnya juga sangat membanggakan dan terus-menerus meraih rangking pertama.
”Sejak pertama kali masuk ke SMAN 1 Kurun, Ilham ini adalah anak yang cerdas di kelas dan berbakat di bidang seni. Dia juga mudah bergaul dan memiliki banyak teman,” tuturnya.
Batuah salut dengan anak didiknya yang mampu membentuk komunitas lukis dan gambar yang menjadi wadah untuk membina adik-adik kelas yang ingin belajar melukis. Keberadaan komunitas itu diharapkan memunculkan bakat yang dimiliki adik-adik kelasnya.
”Pembentukan komunitas itu sangat kami dukung, karena menjadi tempat bagi adik-adik kelasnya untuk berkumpul, bertukar pikiran dan mengembangkan potensi mereka. Dengan demikian, diharapkan kemampuan ilham dalam melukis bisa ditularkan ke adik-adik kelas, sehingga ada regenerasi,” katanya.
Sejauh ini, tambah dia, bentuk dukungan dari SMAN 1 Kurun untuk memfasilitasi bakat Ilham dalam melukis, di antaranya menyediakan sarana dan prasarana dan mengikuti Gunung Mas Expo untuk menampilkan hasil karyanya. Selain itu, sekolah juga berupaya agar Ilham mendapatkan beasiswa jalur bidik misi. Semua ini akan terus diusahakan.
”Dukungan dari sekolah akan terus berjalan. Sekarang ini tergantung Ilham. Apabila masuk perguruan tinggi negeri, bisa mendapatkan beasiswa bidik misi, namun jika perguruan tinggi swasta tidak bisa. Ini akan kami usulkan, namun tentunya harus bersaing dengan pelajar dari daerah lain,” pungkasnya. (***/ign)