SAMPIT— Selama tahun 2018 banyak inovasi dan pencapaian yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), diberbagai bidang sehingga memberikan dampak positif untuk masyarakat dan tak jarang juga mendapatkan apresiasi dari pemerintah pusat.
Wakil Bupati Kotim M Taufiq Mukri menyampaikan, berbagai upaya dilakukan Pemkab Kotim selama 2018. Di antaranya di bidang infrastruktur yakni membuka akses jalan dan membuka keterisolasian desa di Kotim, baik antardesa dan kecamatan. Hingga 2018 tersisa 15 desa yang belum dapat terakses jalan darat, terlebih dengan nantinya terbuka akses jalan Cempaka Mulia Timur menuju Kampung Melayu, juga akan membuka akses jalan desa untuk tiga di wilayah seberang yakni Desa Terantang Hilir, Terantang Huku dan Desa Batuah.
“Proyek tersebut dilakukan dalam tahun jamak, jika terselesaikan maka tiga desa sudah dapat mengakses jalan darat dan tersisa 12 desa yang menjadi pekerjaan rumah untuk diselesaikan dari infrastruktur,” jelas Taufiq.
Pada 2018 lalu juga Pemkab Kotim mampu mengukuhkan wilayah di 17 kecamatan di Kotim yang masuk kawasan hutan produksi menjadi areal penggunaan lain (APL). Sehingga upaya pembangunan desa dapat dilakukan pada 2019 ini, dengan luasan kurang lebih 67.000 hektare.
Bahkan Kotim juga termasuk salah satu daerah yang paling aktif berinovasi selama 2018. Terdata 130 inovasi yang dilakukan Kotim, sehingga mendapat penghargaan INAGARA di 2018 oleh pemerintah pusat. Di bidang lalulintas dan pengawasan dalam kota, Kotim juga berinovasi untuk pemasangan CCTV yang dikoordinasikan dengan pihak kepolisian, guna mengungkap kejahatan dan kecelakaan di jalan.
“Selain itu fasilitas publik juga turut diawasi, guna mengantisipasi terjadinya kerusakan aset di fasilitas publik,”ujarnya.
Dibidang kesehatan Kotim juga mendapatkan penghargaan UHC atau cakupan kesehatan semesta, sebagai wujud apresiasi atas dukungan pemerintah terhadap program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) melalui penerima bantuan iuran (PBI) yang dibayarkan oleh pemerintah.
“Untuk Kotim mencapai 97,56 persen, dengan demikian tidak ada lagi warga Kotim yang mengalami kesulitan mendapatkan akses kesehatan,” pungkasnya. (dc/oes)