SAMPIT – Rencana pengadaan seragam gratis tahun ini hanya diakomodir dengan anggaran sebesar Rp 6 miliar dari usulan sebelumnya Rp 9 miliar. Hal itu tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA) Dinas Pendidikan Kotim. DPRD Kotim menyerahkan rencana pengadaan itu kepada eksekutif.
”Berdasarkan hasil kompilasi akhir anggaran, dana yang tersedia untuk pengadaan seragam gratis ini sekitar Rp 6 miliar dari usulan Rp 9 miliar dan Rp 3 miliarnya digeser untuk kegiatan pendidikan lainnya,” kata anggota Badan Anggaran DPRD Kotim Dadang H Syamsu.
Dadang menuturkan, anggaran Rp 6 miliar itu memang tidak mampu mengakomodir semua usulan Pemkab Kotim. ”Kalau mau dilaksanakan atau tidak itu ranah eksekutif. Yang pasti, anggaran disetujui Rp 6 miliar. Apakah mau dibelanjakan untuk SD dulu atau SMP dulu. Itu wewenang Pemkab Kotim,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kotim Supriadi memaklumi kondisi APBD kotim yang tidak mampu mengakomodir kebutuhan usulan eksekutif terkait seragam gratis tersebut. Menurutnya, pengadaan seragam gratis ini tidak terencana dengan baik.
”Bisa dikatakan demikian. Perencanaannya kurang matang, sehingga tiba-tiba muncul rencana seragam gratis, sementara momentumnya di APBD perubahan sudah tidak tepat lagi,” kata Supriadi.
Dia menambahkan, rencana pembagian seragam gratis memang baik. Namun, sebaik apa pun program, jika dalam tataran pelaksanaannya momentumnya tidak tepat, program itu akan sia-sia. Pelaksanaan program itu akan lebih maksimal dalam APBD murni 2020 mendatang.
”Kalau mau dilaksanakan tahun ini juga tidak masalah, karena sudah di pos anggaran, tetapi untuk penyalurannya memang harus tepat sasaran, karena dengan anggaran Rp 6 miliar tidak mungkin mampu menutupi semua kebutuhan seragam gratis untuk SD dan SMP,” tandasnya. (ang/ign)