SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Selasa, 08 Oktober 2019 15:02
Tokoh-Tokoh Adat Ini Ancam Pemkab soal Penambahan Fasilitas Ikon Jelawat
MENOLAK: Dua tokoh masyarakat adat, Diaz Manthongka dan Muhammad Jais menolak rencana lanjutan pembangunan ikon jelawat senilai Rp 40 miliar.(RADO/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Rencana Pemkab Kotim membangun fasilitas tambahan di kawasan ikon jelawat memantik reaksi penolakan. Tokoh adat masyarakat Kotim mengancam akan turun ke jalan apabila pemkab tetap memaksakan program itu. Mereka mendesak anggaran yang ada sebaiknya digunakan untuk membangun betang induk di dalam Kota Sampit.

”Kami menolak rencana pemerintah mengalokasikan dana Rp 40 miliar tersebut hanya untuk urusan jelawat,” kata Muhammad Jais. Jais yang didampingi Wakil Ketua DAD Kotim Diazman Thongka menegaskan, rencana pemkab membangun ikon itu tidak mencerminkan dukungan pada kearifan lokal.

”Sebenarnya jelawat itu bukan ikon kita orang Dayak. Masyarakat sejatinya tidak kenal yang namanya jelawat, yang ada di orang Dayak adalah manjuhan,” tegas Jais.

Apabila pemkab bersikeras membangun fasilitas tambahan di ikon jelawat, pihaknya siap turun ke jalanan memprotesnya bersama dengan sejumlah kalangan lain. Jais juga mengkritisi DPRD Kotim yang dinilai tak berani berbuat banyak terhadap program pemkab tersebut.

”DPRD juga tidak berani berbuat banyak, padahal mereka di sana orang pintar, tapi menyikapi rencana pemerintah itu sepertinya tidak mampu,” ujarnya.

Diazman Thongka menambahkan, rencana pembangunan fasilitas tambahan di ikon jelawat hanya membuang anggaran. Sebagai perwakilan masyarakat adat, mereka mendesak agar anggaran sebesar Rp 40 miliar itu dialihkan untuk pembangunan rumah  betang induk. Sebab, sampai saat ini Sampit tidak memiliki betang induk seperti di daerah Kalimantan Barat.

”Kami sepakat sekaligus mendesak agar Bupati Kotim mau mendengar aspirasi kami, yaitu membangun betang induk sebagai simbol pemersatu daerah,” kata Diaz.

Dia menegaskan, keberadaan betang itu harus ada di dalam Kota Sampit. Apalagi belakangan ini aspirasi arus bawah dinilai kian deras mendesak pemerintah membangun  ikon kebanggaan  masyarakat lokal.

”Ikon jelawat itu bukan sebagai ikon orang Kotim. Kami ingin ikon yang dibangun  betang  induk, karena di situ akan ditempatkan sebagai pusat sejarah peradaban orang lokal dan ini akan kami sampaikan untuk pemerintah nantinya,” ujar Diaz.

Untuk menolak rencana penambahan fasilitas jelawat, kata Diaz, pihaknya akan berkomunikasi dengan seluruh ormas adat di Kotim. ”Karena pemerintah ini selalu mengabaikan aspirasi dari kami dan  masyarakat arus bawah selalu mendesak agar dibangun betang induk tersebut,” kata Diaz yang diamini Jais.

Terpisah, anggota Komisi I DPRD Kotim Rimbun menegaskan, akan jadi orang pertama yang menentang kebijakan pemkab membangun fasilitas tambahan di ikon jelawat.  Dia mendesak agar pimpinan DPRD Kotim juga sejalan dengan pandangannya.

”Saya yang akan menentang paling depan kebijakan itu. Begitu juga dengan pimpinan, jangan main-main dengan rencana ini. Jangan sampai menyetujuinya!” kata Rimbun.

Menurut politikus PDI Perjuangan itu, rencana pembangunan tersebut sama sekali tidak menggambarkan keberpihakan pada kearifan lokal. Dia menilai dengan ikon yang ada sudah sangat cukup.

”Pemkab ini tidak mau mendengar. Dia selalu memaksakan apa yang ada di konsep mereka,” ujar Rimbun.

Dana sebesar Rp 40 miliar itu, kata Rimbun, harus dialihkan ke sektor lain. Dia sepakat dengan usulan masyarakat untuk membangun betang induk. Bahkan, dia menginginkan posisinya strategis di dekat Bundaran Balanga di kilometer tiga ruas jalan Sampit-Pangkalan Bun.

”Dana Rp 40 miliar apabila untuk membuat betang induk tentunya akan membuat masyarakat bangga, karena saat ini aspirasi masyarakat menginginkan adanya betang induk yang jadi simbol pemersatu dan perekat keragaman di Kotim,” tandasnya. (ang/ign)


BACA JUGA

Jumat, 02 Mei 2025 15:34

Program Cetak Sawah Tingkatkan Kesejahteraan Petani

SAMPIT – Kementerian Pertanian merealisasikan program bantuan cetak sawah seluas…

Jumat, 02 Mei 2025 15:33

Jaring Bibit Unggul Siswa Sejak Dini

SAMPIT – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendukung pelaksanaan…

Jumat, 02 Mei 2025 15:33

CPNS Kotim Dilarang Langsung Minta Pindah

SAMPIT – Sebanyak 205 calon pegawai negeri sipil (CPNS) formasi…

Jumat, 02 Mei 2025 15:32

May Day, Disnaker Ajak Buruh Jaga Harmoni dan Tingkatkan Diri

SAMPIT – Momentum Hari Buruh Internasional atau May Day 1…

Jumat, 02 Mei 2025 15:16

Ketua Dekranasda Kunjungi Galeri Kerajinan Pontianak

SAMPIT – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Kotawaringin Timur…

Jumat, 02 Mei 2025 15:16

Pemkab akan Bantu Pondok Pesantren Bangun MCK

SAMPIT — Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berencana akan membangun…

Jumat, 02 Mei 2025 15:15

Kotim Cetak 4.216 Hektare Sawah

SAMPIT – Harapan petani di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) untuk…

Jumat, 02 Mei 2025 15:15

Siapkan Dua Hektare untuk Sekolah Rakyat

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendukung  program Sekolah…

Selasa, 29 April 2025 17:44

Kotim Lirik Pengolahan Lidah Buaya

SAMPIT — Dalam upaya meningkatkan potensi pertanian daerah, Pemerintah Kabupaten…

Selasa, 29 April 2025 17:43

Antisipasi Penumpukan Sampah, DLH Kotim Genjot Penataan TPA

SAMPIT – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers