PANGKALAN BUN - Sepanjang Januari tahun 2020 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Imanuddin Pangkalan Bun telah menangani sebanyak 35 pasien Demam Berdarah Dengue (DBD).
Menurut Direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, dr Fachrudin mengatakan bahwa jumlah pasien yang ditangani RSUD pada awal tahun 2020 mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Saat ini ada delapan pasien yang masih harus menjalani rawat inap.
“Ada 35 kasus DBD dari awal Januari 2020 yang ditangani oleh RSUD, peningkatan terjadi cukup tinggi,” ungkapnya, Selasa (4/2).
Menurutnya peningkatan jumlah penderita DBD yang terjadi kali ini merupakan kejadian penyakit yang melebihi ekspektasi normal secara mendadak yang dibatasi tempat dan periode waktu tertentu.
Jumlah penderita akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut, terbanyak terjadi di Kecamatan Arut Selatan, kemudian di susul Kecamatan Kumai, dengan pasien rata - rata di dominasi oleh anak - anak berusia 12 tahun.
Kendati demikian pihak rumah sakit dalam kesiapannya terhadap lonjakan penyakit DBD ini telah menyiapkan ruangan yang cukup dan kesiapan tenaga kesehatan. “Namun yang lebih penting bagaimana kita melakukan pencegahan, sebelum kasusnya bertambah banyak,” harapnya.
Sementara itu, Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Kotawaringin Barat, Ahmad Sulkhan menyampaikan bahwa berdasarkan data di Bulan Januari 2019, terdapat 34 kasus DBD, dan tahun 2020 ada 35 kasus di Kabupaten Kobar.
Walau begitu ia menampik kalau meningkatnya jumlah penderita DBD adalah merupakan outbreak yang merupakan peningkatan kejadian penyakit yang melebihi ekspektasi normal.
“Tidak ada outbreaks sementara ini, walau ada peningkatan kasus DBD,” tegasnya.
Ia juga mengatakan bahwa hari ini (kemarin) juga dilakukan fogging di Kecamatan Pangkalan Lada, fogging dilakukan untuk menindaklanjuti hasil Pemeriksaan Epidemiologi (PE) terhadap kasus DBD yang ditemukan di wilayah tersebut.
Ia berharap masyarakat dapat menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), yang dimulai dari diri sendiri keluarga, lingkungan RT, kelurahan, kecamatan hingga kabupaten. “Selain itu PHBS juga dibarengi dengan menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk di wilayah masing – masing,” pungkasnya. (tyo/sla)