SAMPIT – Pandemi Coronavirus Disease 2019 turut menjadi kendala bagi pencegahan Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau AIDS. Pada masa pandemi ini masih ada kasus baru HIV/AIDS. Menyikapi itu Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Kotawaringin Timur menyiasatinya dengan gencar melakukan penyuluhan lewat dalam jaring (daring)
”Selama pandemi perkembangan HIV masih ada, karena mungkin penularannya terjadi sebelum pandemi,” jelas Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kotawaringin Timur Asikin Arpan, Senin (13/7).
KPA Kotim dihadapkan sejumlah kendala dalam upaya menekan peningkatan kasus HIV/AIDS. Di antaranya yakni kesulitan menemui orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Selain itu sosialiasi ke masyarakat usia produktif juga terhambat.
”Seharusnya ini momentum yang tepat sosialisasi bahaya HIV/AIDS bagi masyarakat usia produktif melalui sekolah yang melaksanakan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS), tapi sekarangkan tidak dibolehkan pertemuan tatap muka, ” ujar Asikin.
Pihaknya pun menyiasati dengan mengisi MPLS secara online atau dalam jaringan. Hingga kini, baru satu sekolah yang sudah mendapatkan penyuluhan soal HIV/AIDS ini yakni SMA PGRI 2 Desa Terantang, Kecamatan Seranau.
”Alhamdulillah tetap bisa. Kami harap sekolah-sekolah lain bisa mengomunikasikan ini kepada kami. Agar kita tetap bisa memberikan penyuluhan secara daring kepada generasi muda penerus bangsa ini,” imbuhnya.
Dijelaskan Asikin, hingga Juni lalu terdapat 33 kasus HIV/AIDS di Kotim; HIV sebanyak 16 kasus sedangkan AIDS sebanyak 17 kasus. Bahkan, ada 1 kasus yang berujung kematian.
”Ironisnya dari 33 kasus itu 85 persen merupakan usia produktif (25 tahun-49 tahun),” katanya.
Sebab itu pihaknya gencar melakukan penyuluhan soal bahaya serta dampak dari HIV/AIDS ini. Tugas KPA Kotim kian berat, berdasarkan target Millenium Development Goals (MDGs) usia 15 tahun- 24 tahun sudah harus mendapatkan pengetahuan soal HIV/AIDS secara komprehensif.
”Pokoknya kami terus berusaha agar tidak ada lagi kasus baru, tidak adala lagi infeksi baru HIV, dan tidak ada lagi kasus kematian AIDS,” pungkasnya. (oes)