SAMPIT – Kerusakan Jalan Moh Hatta, jalur lingkar selatan Kota Sampit, dinilai sudah terlalu parah. Angkutan alat berat sering terjebak karena lubang jalan yang sangat besar. Bahkan, tak jarang kendaraan rusak. Para sopir mendesak pemerintah segera menangani jalur tersebut.
Rabu (10/2) lalu, sebuah truk kontainer terjebak dalam kubangan dengan kedalaman sekitar 50 cm, sekitar 2 km dari Bundaran KB. ”Tidak sengaja terjebak dalam kubangan, akhirnya alat dindong putus dan tidak bisa jalan," kata Prasetyo (24), sopir angkutan berat yang terjebak.
Prasetyo menuturkan, berangkat dari Pelabuhan Bagendang untuk mengangkut sebanyak 400 sak pupuk atau sekitar 21 ton pupuk menuju gudang di Jalan Jenderal Sudirman Km 13. Kerusakan jalan membuat tugasnya terhambat, sehingga pupuk akhirnya dilakukan bongkar muat dan disambut truk besar lainnya yang menjemput.
”Dari jam 7 pagi sampai sore proses bongkar muat belum juga selesai," katanya.
Menurut Prasetyo, hal yang sama juga pernah dialaminya di jalur tersebut. ”Saya lewat sini hampir setiap hari, karena tidak ada jalan alternatif pilihan. Lewat sini banyakin istigfar aja. Hati-hati berkendara, karena saya pernah terjebak dua kali di jalan ini," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, banyak sopir angkutan berat yang menjadi korban kerusakan jalan tersebut. ”Sering lewat sini kecelakaan. Gimana enggak bahaya, kanan kiri kubangan. Mau lewat kiri, di kanan juga ada kubangan. Jalan bergelombang, kubangannya juga dalam. Bahaya sebenarnya lewat sini, tapi mau bagaimana lagi, tak ada pilihan," ujar pria yang sudah 8 tahun menjadi sopir ini.
Dia berharap agar persoalan jalur lingkar selatan dapat segera diperbaiki. ”Kami para sopir tidak ingin menuntut lebih. Cukup timbun dan ratakan saja kubangan yang dalam-dalam ini agar tidak semakin membahayakan pengendara," tandasnya.
Sebelumnya, pada 18 Januari lalu, Komisi IV DPRD Kotim bersama Pemkab Kotim dan perwakilan dunia usaha angkutan sepakat mengalihkan semua angkutan berat ke jalan lingkar selatan. Selama 15 hari setelah rapat itu, jalan lingkar selatan sedianya ditangani secara darurat agar bisa fungsional.
Ketua Komisi IV DPRD Kotim Dadang H Syamsu saat itu meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kotim agar sesegera mungkin melakukan perbaikan ruas jalan dalam kota yang rusak parah, di antaranya HM Arsyad, Pelita Barat, Kapten Mulyono, dan sekitarnya.
”Kami juga sepakat meminta dinas perhubungan bersama instansi terkait segera mengundang pihak terkait, dalam hal ini perusahaan perkebunan untuk duduk bersama memperbaiki jalan di lingkar selatan untuk jangka pendek, sampai perbaikan yang akan dilaksanakan Pemerintah Provinsi Kalteng nantinya,” ujarnya.
Menurut Dadang, Bupati Kotim akan segera menyurati gubernur untuk meminta izin terkait upaya perbaikan melalui konsorsium perusahaan. Setelah izin diberikan, pihak terkait dikumpulkan untuk memperbaiki kerusakan jalan di lingkar selatan. (hgn/ign)