PALANGKA RAYA – Eksisnya kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender bisa jadi ancaman bagi seseorang yang awalnya memiliki orientasi seksual normal. Perilaku itu bisa saja ”menular” pada orang lain apabila dipengaruhi orang yang sejak awal sudah menyimpang, yakni menyukai sesama jenis.
Psikolog di Palangka Raya, Dina Fariza Tryani Syarif mengatakan, perilaku LGBT bisa muncul lantaran berbagai hal. Salah satunya faktor lingkungan, keluarga, kultur, hingga genetik. Perubahan perilaku seksual juga dapat terjadi akibat faktor perkembangan anak, khususnya yang berhubungan dengan psikoseksual.
”Menurut ilmu psikologi, hal itu bisa terjadi lantaran ketidaksuksesan ketika melewati fase dalam perkembangan seksual. Banyak faktornya, seperti lingkungan dan lainnya. Perkembangan lingkungan yang mendorong juga bisa,” ujarnya, Senin (12/4).
Dina, yang juga Dosen Tetap UniversitaS Muhammadiyah Palangka Raya ini mengatakan, disorientasi seksual terjadi apabila seorang anak mengalami kegagalan dalam perkembangan, khususnya pada fase laten. Anak pun mengalami kelainan atau disorientasi seksual.
”(Kaum) LGBT itu memang di mana-mana ada, tetapi didominasi di perkotaan. Itu lantaran pergaulan, sosial kultural, gaya hidup di kota lebih bebas daripada pelosok desa dan akses internet yang luas serta tidak terkontrol,” ujarnya.
Dia mengharapkan LGBT dapat dicegah dan penyebarannya tidak semakin luas. LGBT merupakan masalah kejiwaan yang perlu ditangani semua pihak, baik dari pelaku maupun lingkungan sekitar. ”Sama-sama kita cegah dan jangan sampai hal itu terus menyebar,” ujarnya.
Dina yang juga Ketua Himpunan Psikolog Wilayah Kalteng menambahkan, karena dampak LGBT sangat mengerikan, sebaiknya ada upaya untuk mencegah timbulnya LGBT. Caranya dengan menjaga pergaulan, menutup semua celah pornografi, misalnya dari gawai. Orang tua harus aktif terkait itu. Diadakan kajian atau seminar mengenai bahaya LGBT di sekolah.
”Namun, antisipasi paling besar adalah pendidikan agama. Jika latar belakang agama kuat, tak akan mudah terpengaruh,” katanya.
Seperti diberitakan, kaum LGBT eksis di Kota Palangka Raya. Polisi mengungkap satu pasangan sesama jenis dari hasil patroli. Dari keduanya, aparat menemukan bukti keduanya memiliki hubungan sebagai pasangan kekasih. Bahkan, memiliki grup gay di ponselnya.
Dua pria yang diamankan tersebut, yakni PR (32)dan W (37). Keduanya diciduk tim Patroli Pengurai Massa Direktorat Samapta (Dit Samapta) Polda Kalteng yang menggelar razia rutin di kawasan Stadion Sanaman Mantikei, Sabtu (9/4) malam.
Setelah diinterogasi, mereka merupakan pasangan penyuka sesama jenis. Dari barang bawaan yang diperiksa, petugas menemukan tiga ponsel yang disertai isi pesan vulgar kedua pria tersebut beserta grup gay.
Informasi yang dihimpun Radar Sampit, penyuka sesama jenis itu tak hanya sesama pria. Ada pula sesama wanita saling menjalin hubungan sebagai kekasih. Ironisnya, salah satu wanita tersebut telah memiliki suami. Akibatnya, rumah tangga wanita itu retak setelah sang suami mengetahui perilaku menyimpang istrinya. (daq/ign)