SAMPIT – Penjahit busana dan seragam di kawasan Pasar Berdikari, Sampit, kebanjiran pesanan selama Ramadan. Bahkan, pemesanan jahitan sudah ditutup sejak awal puasa lantaran permintaan yang meningkat drastis.
”Tidak menerima jahitan lagi karena sudah tidak sanggup memenuhi permintaan yang terlalu banyak,” ujar Yusfiati, penjahit di Pasar Berdikari, Sampit, kemarin (13/6).
Yusfiati sudah menerima pesanan sebulan sebelum Ramadan tiba. Rata-rata jahitan berupa gaun dan kebaya untuk Lebaran nanti. Saat ini, dirinya sudah tidak menerima pesanan lantaran kewalahan dengan permintaan jahitan yang meningkat drastis.
Momen bulan puasa memang setiap tahunnya memberikan berkah bagi Yusfiati. Namun, karena keterbatasan karyawan yang hanya dua orang, dia tidak bisa mengerjakan semua jahitan. Apalagi dikejar waktu pemesanan yang cukup pendek. Sehari, satu orang bisa menyelesaikan satu gaun.
“Soalnya tenaga karyawan yang menjahit terbatas, meski banyak permintaan untuk jahitan tapi tidak berani menambah lagi,” ungkapnya.
Dirinya hanya menerima 50 persen dari permintaan jahitan. Jumlah permintaan tahun ini sebenarnya lebih sedikit dari tahun lalu. Yusfiati juga tidak mematok harga yang tinggi karena permintaan yang juga tinggi.
---------- SPLIT TEXT ----------
“Tergantung model, paling mahal 150 ribu untuk ongkos menjahit kalau bahan sudah disediakan sendiri oleh pelanggan,” ujarnya.
Selain jahitan gaun maupun kebaya untuk menyabut Idul Fitri, pihaknya juga menerima banyak pesanan baju seragam sekolah. Pasalnya, tahun ajaran baru berdekatan dengan pelaksaan hari raya.
“Pemesanan berbarengan dengan permintaan jahitan baju seragam sekolah karena sebentar lagi juga banyak anak baru sekolah,” tutupnya. (rm-75/yit)
b>