SAMPIT – Pasar Sangai di Kecamatan Antang Kalang yang terbakar memiliki sejarah panjang. Pusat ekonomi warga yang berdiri di pedalaman Kotim itu, termasuk salah satu pusat perbelanjaan dan pertokoan ternama. Pasar itu berjaya sejak zaman perkayuan. Berdiri di atas lahan 400 meter sepanjang bibir Sungai Mentaya.
Dekat dengan sumber air ternyata tak menjamin pasar itu selamat dari amukan si jago merah. ”Ya beginilah kalau namanya harta dunia, kemarin kita kaya, besok-besok bisa jadi orang paling miskin dan tidak punya apa-apa,” ujar seorang ibu sembari mengais abu dan arang di salah satu bangunan toko yang terbakar.
Nono Magat, anggota DPRD Kotim dari Dapil V, mengunjungi lokasi pasar yang terbakar itu. Dia mengaku tak melihat adanya aktivitas berarti di posko dan tenda darurat di sekitar lokasi kebakaran. Sebagian warga korban bahkan mengeluhkan belum ada makanan.
BACA JUGA: BLARRRR…Genset Meledak, Pasar Sisa Puing, Puluhan Warga Meratap
”Saya bingung pas di lokasi enggak ada aktivitas apa-apa, baik itu di tenda darurat dan juga SMP 1 PGRI yang jadi posko. Bahkan posko kesehatan pun tidak ada terlihat. Saya di lokasi itu sekitar pukul 14.00-14.50 WIB. Saya tanya warga, ada yang belum makan. Karena itu saya minta agar pemkab sigap menyalurkan bantuan dan mengaktifkan dapur umum, beserta dengan posko kesehatan,” ujar Sekretaris DPD Hanura Kalteng tersebut.
Seperti diketahui, Pasar Sangai terbakar Kamis (30/6) lalu. Puluhan bangunan hangus dilalap api. Kerugian kebakaran ditaksir mencapai Rp 24 miliar. Perhitungan mengacu pada 71 bangunan hangus yang terdiri dari 15 los bangunan, 17 rumah, dua gudang, dan 37 ruko. Ratusan jiwa kehilangan tempat tinggal. (ang/dwi)
BACA JUGA: BIKIN TERHARU!!! Rp 1 Miliar Lebih Lenyap, Ini Jeritan Korban Kebakaran Pasar Sangai