SAMPIT – Jalur tengkorak, Jenderal Sudirman kembali memakan tumbal. Tepatnya di kilometer 48, pengendara sepeda motor berboncengan dengan modil saling bertabrakan, Senin (4/7) sore.
Pengendara motor Mulyono (21) seorang mandor sawit PT Sinas Mas meninggal dunia di lokasi kejadian, kondisinya sangat menggenaskan dengan kaki kiri putus, badan dan kepala penuh luka.
Sementara, Hasan (38) rekan Mulyono selama namun tubuhnya penuh luka dan berdarah. Ketika itu mereka sedang berboncengan sepeda motor jenis CB.
Musibah yang terjadi sekitar pukul 15.30 WIB ini sempat membuat ramai warga Desa Sebabi, Kecamatan Telawang.
Setelah kejadian, mobil warna putih beserta supir langsung diamankan warga sambil menunggu petugas kepolisian tiba di TKP.
Hadri, satpam PT SKD yang membantu mengevakuasi jasad korban ke RSUD Dr Murjani Sampit menceritakan kecelakaan terjadi ketika sepeda motor yang dikendarai Mulyono datang dari arah Sampit menuju Pangkalan Bun.
”Motor ini mau manyalip sebuah mobil, namun dari arah berlawanan datang mobil lainnya, karena sudah dekat hingga tertabrak tak bisa dihindari. Jika melihat kondisi kedua korban, diperkirakan mereka sempat terlindas,” terang Hadri di rumah sakit, Senin (4/7).
---------- SPLIT TEXT ----------
Sedangkan Hasan, ketika tiba di rumah sakit langusng diberi pertolongan medis di ruang IGD, meski selamat dari tabrakan maut itu, Hasan alami lutut kaki kanan remuk serta tulang tangan kanan patah dan korban tidak sadarkan diri.
Sementara, Asroni (25) rekan kerja Mulyono yang tiba di rumah sakit menyebutkan dirinya telah mengabari pihak keluarga korban di Desa Suka Mandang, Kecamatan Seruyan Tengah, Kabupaten Seruyan.
”Saya dapat kabar dari teman-teman jika Mulyono kecelakaan, makanya saya ke sini untuk mengecek. Ternyata benar, saya sudah mengabari keluarga mereka,” ucap Asroni.
Diceritakan Asroni, kemarin (4/7) Mulyono terlihat masih bekerja dan tampak sehat-sehat saja, hingga sore hari kabar meninggalnya mandor sawit itupun menyebar.
”Tadi pagi (kemarin) masih masuk kerja sekitar jam 06.00 WIB. Tidak tahu kapan pulang dan mereka mau kemana,” ujarnya. (mir/fm)