SAMPIT – Ombak tinggi di laut berdampak terhadap menipisnya pasokan ikan di Kabupaten Kotawaringin Timur. Nelayan di Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, banyak tidak melaut lantaran takut gelombang tinggi.
Handi (36), pengumpul ikan dari nelayan mengatakan, dengan kapal ikan miliknya, ia tidak bisa lagi membawa banyak ikan hasil tangkapan. Pasokan ikan ke Kota Sampit pun mulai berkurang. Hal itu sudah berlangsung sejak beberapa hari yang lalu.
”Ikan yang kami dapatkan dari nelayan jumlahnya berkurang hingga 400 kilogram dalam sekali kedatangan dibandingkan dengan sebelumnya yang mencapai 1,2 ton,” katanya saat dibincangi di kapal miliknya sekitar Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit, Rabu (3/8).
Biasanya, lanjut Handi, ikan dari nelayan dibeli dengan modal Rp 25 juta dalam sehari untuk memenuhi kapal. Namun, sekarang bisa sampai dua hari. Selain di Ujung Pandaran, mereka biasanya membeli ikan nelayan di Tanjung Putting.
Gelombang tinggi, lanjut Handi, juga memengaruhi perjalanan yang mereka tempuh untuk mengambil ikan kepada nelayan di Ujung Padaran, sehingga waktu yang mereka perlukan semakin lama dari biasanya. Selain itu, mereka juga harus ekstra hati-hati jika gelombang laut tiba-tiba muncul.
---------- SPLIT TEXT ----------
”Biasanya perjalanan satu jam, kini dua jam. Saat kami menampung ikan dari nelayan, jumlah hasil tangkapan memang berkurang. Mereka mencari ikan tidak ke tengah laut. Untuk harga belum ada perubahan. Kami membeli dengan harga borongan dari nelayan, sesuai taksiran harga,” tuturnya.
Meski begitu, lanjut Handi, pasokan ikan di pasaran tidak akan berpengaruh. Dari pengalamannya, asalkan pasokan ikan tambak terus ada, kebutuhan masyarakat akan terpenuhi. Meskipun terkadang pembeli selalu memilih ikan laut dibandingkan ikan tambak.
”Cukup saja pasokan ikan di pasar karena ada ikan tambah. Jika dulu boleh jadi. Sekarang banyak peternak ikan tambak, seperti ikan mas, bawal, patin, dan lainnya. Memang banyak juga warga memilik ikan laut, tetapi kondisi sekarang saya yakin warga tahu,” ujarnya.
Dia khawatir harga ikan laut ada perubahan. ”Dengan cuaca seperti sekarang, gelombang tinggi, jelas harga akan lebih mahal, tetapi untuk sekarang saya nasih menjual harga normal seperti biasanya,” ungkapnya.
Handi menambahkan, ia bersama lima awak kapal tetap akan pergi ke laut dan membeli ikan nelayan, karena pekerjaan yang mereka lakukan selama bertahun-tahun itu merupakan jalan untuk mencari nafkah untuk keluarganya.
”Sudah dua hari di sini (PPM), besok tetap akan pergi ke laut membeli ikan nelayan. Kita akan tetap hati-hati saat berada di laut nanti,” pungkasnya. (mir/ign)