PALANGKA RAYA - Puluhan investor asing “‘menyerbu” Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk berinvestasi. Para investor tersebut berasal dari Tiongkok, Rusia, Singapura, Malaysia, India dan beberapa negara lainnya.
Dari puluhan investor asing itu, ada dua perusahaan besar asal Tiongkok yang bakal menggelontorkan investasi di Kalteng dengan nilai puluhan triliun. Keduanya adalah investor yang akan membangun pabrik baja di Sabuai Kotawaringin Barat dan investor yang akan membangun pabrik hilir bauksit di Kuala Kuayan Kotawaringin Timur (Kotim).
"Banyak investor yang datang kepada kita setelah Pak Gubernur membuka diri agar para investor bisa berinvestasi di Kalteng. Kalau yang lokal, nasional hingga internasional ada ratusan yang sudah datang ke Kalteng untuk berinvestasi. Yang dari luar itu ada dari Tiongkok, Rusia, India dan beberapa negara lainnya," kata Kepala BPMD dan PTSP Provinsi Kalteng, Mugeni, Kamis (8/9).
Dua investor terbesar dari Tiongkok sendiri telah bertemu dengan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran untuk pembangunan pabrik baja dan pabrik hilir bouksit tersebut. Bahkan pihak Tiongkok telah melakukan surveyi lokasi untuk pabrik tersebut.
"Kemarin mereka telah datang ke Kalteng dan bertemu pak gubernur. Dan kita menyambut baik ini, karena mereka serius ingin berinvestasi di Kalteng. Rencananya pihak Tiongkok akan mengundang pemerintah Kalteng untuk datang Tingkok membahas lebih seirus masalah investasi tersebut," tegasnya.
Saat ini dua investor tersebut sedang mengurus perizinan di Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Provinsi Kalteng.
"Mereka (investor Tionglok,Red) sedang memproses perizinan. Dan kita tentu akan mempermudah proses pengurusan administrasi perizinan di Kalteng para investor melirik Kalteng," tukasnya.
Untuk pembangunan pabrik baja di Sabuai Kobar, pihak Tiongkok bakal gelontorkan dana $ 4 Milyar atau sekitar Rp 53 T. Sementara untuk pabrik hilir bouksit senilai $ 1,2 M atau Rp 16 triliun.
"Untuk pabkrik hilir bauksit atau Semelter Alumunia di Kuala Kuayan Sampit ini, nilai inventasinya $ 1,2 miliar atau Rp 16 triliun. Rencananya tenga kerja yang direkrut 5 ribu orang. Dan pihak Tiongkok ingin 70 hingga 80 persen tenaga lokal," ucapnya.
Kotawaringin Timur, khususnya wilayah utara dilirik Tiongkok, karena adanya dukungan dan proteksi pemerintah daerah terhadap investasi asing. "Selian itu juga daerah Parenggean ke atas itu dekat dengan sumber bahan baku biji bauksit, dekat dengan bahan baku batu bara, lokasi pinggir sungai, sumber air memadai, logistik mudah diakses dan ketersediaan SDM," tandasnya. (arj/vin)