SAMPIT – Jalanan di Kotim semakin sering merenggut nyawa manusia. Belum hilang ingatan pada kecelakaan di Jalan Tidar, Kecamatan Baamang, Kamis (15/9) pekan lalu yang menewaskan kakak beradik, terjadi lagi dua kecelakaan sekaligus di tempat berbeda. Salah satunya bahkan menewaskan pemuda berusia 19 tahun.
Jumat (23/9) sekitar pukul 18.30 kemarin, kecelakaan terjadi di Jalan HM Arsyad kilometer 6, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Peristiwa itu merenggut nyawa Febri Hendrawan. Dia menjadi korban tabrak lari. Berselang satu jam kemudian, kejadian serupa terjadi Jalan HM Arsyad kilometer 18, Desa Bapangang. Namun pada kejadian terakhir itu tak ada korban jiwa.
Kecelakaan di Jalan HM Arsyad Km 6 itu terjadi saat korban Febri baru pulang kerja dari sebuah perusahaan di Jalan HM Arsyad Km 2 menuju kediamannya di Eka Bahurui. Pemuda yang mengendarai sepeda motor bernopol KH 4657 FL itu ditemukan warga dalam keadaan tidak bernyawa di atas badan jalan.
Petugas Unit Laka Lantas Polres Kotim yang menerima laporan warga langsung berangkat ke tempat kejadian. Tetapi hanya ditemukan kendaraan milik korban. Sedangkan kedaraan lainnya yang diduga menabrak korban sudah tidak ada lagi di lokasi.
Warga sekitar di Gang Mawar 2, tidak jauh dari sekitar lokasi kejadian, tampak berkumpul. Tidak ada satupun dari puluhan warga yang mengetahui bagaimana kecelakaan tersebut terjadi.
Di TKP ditemukan helm yang terlepas dari kepala korban. Akibatnya kepala korban pecah. Diduga kuat karena terlindas kendaraan berat. Ada selentingan yang mengatakan korban terlindas truk tangki.
---------- SPLIT TEXT ----------
Sebelum dievakuasi, berulang kali handphone milik koban berdering. Kotak bekal makanan korban juga berceceran di jalanan. Pemuda yang mengenakan jaket berwarna hijau itu dibawa petugas sekitar pukul 20.15 WIB ke RSUD dr Murjani Sampit.
Setelah indentitasnya diketahui, keluarga korban diberi kabar, dan langsung berdatangan. Suasana duka menyelimuti kamar mayat RSUD dr Murjani. Anak bungsu dari tiga bersaudara itu tidak disangka pergi meninggalkan keluarganya.
Paman korban, Julkipli (46), menceritakan bahwa korban yang baru saja lulus dari SMK Negeri 4 Sampit tahun lalu itu langsung mencari pekerjaan. Dia tidak ingin membebani ayahnya.
”Almarhum (Febri) ini anak almarhum kakak saya. Belum sempat sebulan kerja. Pernah bercerita jika setelah mendapat gaji pertama dia ingin membeli sepeda motor digunakan pulang dan pergi untuk bekerja. Motor yang digunakannya saat ini punya pamannya,” terang Julkipli sembari menundukkan wajah depan kamar mayat, Jumat (24/9).
Yang paling dikhawatirkan Julkipli adalah neneknya yang sedang sakit, setelah mendengar kabar cucu kesayangannya telah pergi menyusul sang ibu.
---------- SPLIT TEXT ----------
”Anak bungsu dari tiga saudara ini baik. Setelah lulus sekolah langsung cari kerja, dia tidak mau menganggur. Saat ini tinggal bersama neneknya di trans, Desa Eka Bahurui. Saya takutnya bagaimana nanti neneknya setelah tahu kejadian ini. Neneknya baru saja selesai berobat di rumah sakit,” ungkapnya dengan posisi duduk dan bersandar di dinding kamar mayat itu.
Selang satu jam, sekitar pukul 21.30 WIB kecelakaan kembali terjadi di Jalan HM Arsyad kilometer 18, Desa Bapangang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Namun tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. (mir/dwi)