SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Kamis, 06 Oktober 2016 17:28
GAWAT!!! Banyak Pelajar Terkena Penyakit Kelamin

Tertular via Seks Bebas, Sering Gonta-ganti Pasangan

ILUSTRASI.(NET)

SAMPIT – Infeksi Menular Seksual (IMS) di Kotim semakin mengkhawatirkan. Apalagi penderita kebanyakan dari kalangan pelajar dengan usia rata-rata belasan tahun.

”Berdasarkan pemeriksaan, kebanyakan penderita adalah kalangan pelajar atau remaja di Sampit,” ucap Konselor IMS-HIV Supriadi ditemui usai Mobile Voluntary Conseling and Testing  (VCT) di Lapas Sampit, Rabu (5/10). 

Dia menjelaskan, beberapa waktu lalu dilakukan Mobile VTC di gedung KNPI Sampit bekerja sama dengan PKBI, KPA, dan KNPI. Pemeriksaan dilakukan pada anggota klub motor dan perkumpulan remaja. Hasilnya mencengangkan. Banyak pelajar atau anak di bawah umur menderita penyakit kelamin.

Di kalangan mereka, lanjutnya, seks bebas menjadi hal lumrah sehingga risiko penularan penyakit kelamin sangat tinggi. Pasalnya, ketika berhubungan badan tidak menggunakan pengaman alias kondom. Bahkan sebagian mengaku, dalam seminggu tiga kali berganti pasangan.

Pelajar-pelajar dari tingkat SMA tersebut tidak hanya berhubungan seks dengan lawan jenis, tapi hubungan sejenis pun dilakoni. Fakta baru juga cukup mengejutkan, sejumlah pelajar tergabung dalam kelompok LSL (Laki Suka Laki). Dari LSL justru paling rentan terserang IMS.

”Kami ada pemeriksaan khusus LSL yang didominasi oleh pelajar. Risiko penyakit kelamin dari hubungan LSL sangat tinggi karena mengakibatkan luka saat berhubungan hingga terjadi penularan penyakit lewat luka itu,” terang Supriadi.

Jumlah LSL tidak menetap karena sifatnya tertutup, hanya bisa dijangkau oleh tim layanan penjangkau. Pasangan seks kadang wanita penjaja seks tidak langsung. Artinya, sambil sekolah nyambi cari uang dengan jual diri. Beda dengan WPS (Wanita Penjaja Seks) langsung, mereka dengan sengaja menjajakan diri seperti di lokalisasi.

Selain itu, ada hubungan sejenis LSL dinamai men to men alias pria dan waria. Diketahui, waria berjenis kelamin laki-laki, hanya saja dia menjadikan dirinya objek perempuan dalam suatu hubungan lantaran sifat feminimnya.

Supriadi mengaku pernah melihat waria berhubungan dengan lelaki tulen. Kemudian si lelaki membawa teman untuk melakukan hal serupa dengan iming-iming tertentu. ”Jadi, di situ ada pertukaran seks,” kata Supriadi.

Terbukti, yang dominan terjangkit IMS adalah laki-laki. Seseorang yang terinfekasi penyakit kelamin pada laki-laki timbul gejala lebih cepat, alat kelamin keluar cairan. Namun, pada perempuan susah terdeteksi. Hampir tidak ada gejala. Perempuan kadang menganggap biasa saja, paling nyeri di bawah pusar. ”Itu hanya salah satu gejala yang bisa didiagnosa,” tegas Supriadi.

Berdasarkan data dari Mobile VCT IMS-HIV, positif penyakit kelamin sepanjang 2016 sekitar 40 orang. Sembilan orang di antaranya adalah pelajar. Sisanya, sopir truk, pekerja, dan pelanggan seks di lokalisasi. Belum termasuk data pemeriksaan terakhir di KNPI karena masih belum bisa dipublikasi.

Lebih jauh Supriadi menerangkan, sebab dari banyak yang terinfeksi yaitu gagal penyuluhan kondom. Namun, bukan menganjurkan orang berhubungan seks bebas. Memiliki penyakit kelamin sudah berisiko tinggi terkena HIV/AIDS.

Penyakit kelamin sendiri ada bermacam-macam, yaitu gonorrhea dan chlamydia, herpes, infeksi jamur, syphilis, vaginistis, bisul pada alat kelamin, dan kutu kelamin. Kebanyakan terkena gonorrhea dan chlamydia atau kencing nanah.

IMS merupakan mata rantai penularan HIV, bila tidak diberantas maka HIV semakin tinggi. IMS bisa disembuhkan sementara HIV tidak ada obatnya.

Pencegahan dilakukan dengan konseling lebih dalam agar bisa mengubah prilaku seks. Sebelumnya diadakan konseling pertama menerangkan jenis penyakit, kedua pengambilan darah, dan konseling hasil negatif atau positif.

Selain itu, disarankan berhubungan seks menggunakan kondom. Kemudian, jika berhubungan dengan pasangan tetap, dianjurkan periksa keduanya untuk memutus mata rantai penularan IMS.

”Dari 2015, kami sudah sering masuk ke karaoke, hotel, barak, sangat banyak ditemukan penyakit kelamin. Bahkan lebih parah anak berusia 16 tahun,” tutupnya. (ara/dwi)

 

 


BACA JUGA

Selasa, 01 Juli 2025 11:45

Bupati Lepas Puluhan PNS yang Telah Purnatugas

SAMPIT – Puluhan pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah…

Selasa, 01 Juli 2025 11:45

Pemkab Tunggu Persetujuan Pusat

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengusulkan perubahan status…

Selasa, 01 Juli 2025 11:44

Rumah Betang di Tualan Hulu Jadi Simbol Pelestarian Budaya dan Kebersamaan

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendukung penuh pembangunan…

Selasa, 01 Juli 2025 11:44

Pengajuan Formasi ASN Diupayakan Melebihi Jumlah Pegawai yang Pensiun

SAMPIT–Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mengupayakan penambahan aparatur…

Senin, 30 Juni 2025 17:37

Dorong Masyarakat Kunjungi Posyandu

SAMPIT – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menyoroti rendahnya tingkat…

Senin, 30 Juni 2025 17:36

Komitmen Pemkab Kotim Entaskan Kemiskinan

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya dalam…

Senin, 30 Juni 2025 17:36

Gali Potensi Generasi Muda Bidang Keagamaan

SAMPIT – Ratusan anak-anak dan remaja dari berbagai jenjang pendidikan…

Senin, 30 Juni 2025 17:35

Terapkan Ijazah Digital, Pastikan Penahanan Ijazah Tak Terulang

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melalui Dinas Pendidikan…

Kamis, 26 Juni 2025 16:59

Disdik Waspadai Siswa Tak Tercatat di Dapodik

SAMPIT – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengingatkan pentingnya…

Kamis, 26 Juni 2025 16:59

Disiplin ASN Jadi Prioritas, BKPSDM Kotim Tegaskan Tak Ada Pembiaran

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya dalam…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers