KOTAWARINGIN LAMA – Penertiban pungutan liar di sepanjang jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama (Kolam) bak buah simalakama. Ditertibkan salah, tidak ditertibkan bikin susah.
Pungutan liar berkedok memberikan bantuan terhadap kendaraan yang melintas di lumpur. Jalan yang berkubang disediakan titian kayu. Bagi kendaraan yang melintas wajib bayar. Pungutan tidak sukarela inilah yang sering kali dikeluhkan pengguna jalan. Sebab, ada 22 lokasi titian kayu yang dilewati. Untuk kendaraan roda empat, harus bayarantara Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu per titik. Sedangkan roda dua Rp 2 ribu hingga Rp 5 ribu rupiah per titik.
Sebelum ditertibkan polisi pada Selasa (24/1) lalu, tercatat ada 22 portal di sepanjang jalan Pangkalan Bun-Kolam. Setelah ditertibkan, arus lalu lintas di jalan itu terhambat karena sejumlah oknum membongkar titian kayu di atas jalan berlumpur tersebut.
Abran salah seorang penguna jalan tersebut mengatakan, keberadaan titian kayu sangat membantu kelancaran arus lalu lintas. Oleh karena itu di dalam penertiban ini perlu diiringi dengan perbaikan jalan.
”Jangan hanya ditertibkan tetapi ditindaklanjuti dengan perbaikan jalan,” ucapnya.
Bukan hanya warga yang berpendapat demikian, anggota DPRD Kobar pun angkat bicara soal terhambatnya akses ke Kolam. Akhmad Subandi mengatakan, pemerintah harus segera memberikan solusi perbaikan jalan. Dia meminta jangan asal menertibkan tetapi tidak melihat dampaknya.
”Kalau setelah ditertibkan kemudian dibarengi dengan perbaikan jalan, tidak menjadi masalah. Tetapi jika hanya ditertibkan lalu tidak segera diperbaiki, maka transportasi pasti terhambat,” cetus politisi PDIP ini.
Ketua Komisi A DPRD Kobar ini berpendapat, perlu ditetapkan besaran pungutan di setiap portal. Harus diakui bahwa warga juga terbantu dengan adanya kelompok orang yang memasang titian tersebut. ”Idealnya yang ditertibkan tarifnya saja dulu, sampai benar-benar kondisi jalan sudah bisa dilalui,” tegasnya.
Sepuluh hari pascapenertiban dan mengakibatkan terganggunya kelancaran arus lalu lintas, kini sekelompok orang kembali memperbaiki titian kayu. ”Tadi malam saat saya lewat sudah ada tiga portal, tetapi mereka tidak pasang tarif dan berlaku sopan,” tutur Arfan, pengguna jalan tersebut.
Sementara itu Pemkab Kobar belum melakukan perbaikan jalan ini. Masyarakat berharap Pj Bupati Kobar turun langsung meninjau jalan Pangkalan Bun-Kolam, sehingga bisa melihat dan merasakan kesengsaraan warga yang mendiami kecamatan tertua di Kabupaten Kobar itu. (gst/yit)