SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Minggu, 12 Februari 2017 00:12
WOW!!! Pusat Gelontorkan Rp 6 Miliar untuk Kalteng
TERNAK SAPI: Peternak sapi di wilayah Kecamatan MB Ketapang, Kotim. Pemerintah pusat menggelontorkan anggaran sebesar Rp 6 miliar untuk Kalteng yang menjadi salah satu lokasi program upaya khusus (upsus) sapi indukan wajib bunting (SIWAB) tahun 2017 (DOK. ARIFIN/ RADAR SAMPIT)

PALANGKA RAYA – Pemerintah pusat menggelontorkan anggaran sebesar Rp 6 miliar dari APBN untuk Kalteng yang menjadi salah satu lokasi program upaya khusus (upsus) sapi indukan wajib bunting (SIWAB) tahun 2017. Anggaran sebesar itu untuk melaksanakan Upsus SIWAB di delapan kabupaten.

”Upsus SIWAB merupakan upaya pemerintah mengakselerasi percepatan target pemenuhan populasi sapi potong dalam negeri melalui pengembangan bibit sapi yang sudah ada,” kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Kalteng Chandra, kemarin.

Adapun delapan kabupaten berikut jumlah akseptor yang ditargetkan adalah Gunung Mas 660 ekor, Kapuas 655 ekor, Katingan 1.362 ekor, Kotawaringin Barat 1.748 ekor, Kotawaringin Timur 1.076 ekor, Lamandau 538 ekor, Pulang Pisau 1.474 ekor, dan Seruyan 2.457 ekor.

Chandra mengatakan, petugas atau inseminatir dari delapan kabupaten tersebut telah mulai melakukan identifikasi dan pemeriksaan kebuntingan  pada seluruh populasi sapi di daerahnya masing-masing sejak akhir Desember 2016.

”Berdasarkan data hasil identifikasi dan pemeriksaan tersebut, petugas akan menyisisihkan sapi yang sudah bunting dan mengelompokkan sapi kepada jenis normal serta normal tapi kurus,” lanjutnya.

Untuk sapi normal, akan diberikan IB saat sapi tersebut punya tanda ingin kawin. Sapi yang normal tapi kurus dengan kriteria body score 2-3 akan dilakukan perbaikan pakan dengan diberi makanan tambahan berupa konsentrat sebanyak dua kilogram per ekor per hari selama 100 hari.

”Kondisi sapi yang kurus biasanya menyebabkan hypofungsi atau ovarium tidak berkembang. Agar dapat bunting, sapi harus diusahakan mencapai berat ideal. Untuk sapi yang mengalami gangguan reproduksi, akan dilakukan pengobatan,” ujarnya.

Meskipun sudah mulai bergerak pada akhir 2016, Chandra mengaku belum bisa memberikan data sapi yang sudah dilakukan IB maupun INKA melalui Upsus SIWAB. Pasalnya, laporan dari kabupaten masih dilakukan per hari dan pihaknya belum menyusun laporan bulanan.

”Kita belum susun laporan untuk Januari 2017. Tapi, berdasarkan laporan yang disampaikan setiap hari, progresnya cukup baik. Diharapkan pada akhir tahun dapat tercapai 5.831 ekor yang bunting melalui proses IB, sedangkan sisanya melalui INKA,” pungkasnya. (sho/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers