KOTAWARINGIN LAMA – Setelah pergi hampir seharian meninggalkan rumah, Hadri (75) warga RT 05 Kelurahan Kotawaringin Hilir (Kolam) yang berdomisili Jalan Padat Karya RT 06 Kelurahan Kotawaringin Hulu, Kecamatan kotawaringin Lama (Kolam), Sabtu (18/2), ditemukan menantunya tewas tenggalam di parit Jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama.
Fauzi (47), menantu korban, menuturkan bahwa bapak martuanya tersebut turun dari rumah sekitar pukul 06.00 WIB. Biasanya kakek 16 cucu ini sudah kembali ke rumah sekitar pukul 09.00 WIB.
“Bapak setiap hari rutin menjeguk pukat atau pangilar (jaring penagkap ikan sungai) dan biasanya jam sembilan atau sepuluh sudah kembali. Tapi hari ini sampai jam 12.00 WIB beliau belum pulang,” cerita Fauzi, Sabtu (18/2) sore.
Karena tidak kunjung pulang, Fauzi dan istrinya mencari Hadri, baik ke tetangga atau ke rumah anak dan keluarga lainnya, namun tidak ditemukan. Kemudian Fauzi berinisiatif mencari martuanya ke tempat yang biasa martuanya memasang pukat di sekitar jembatan Sungai Asam di jalan Pangkalan Bun-Kolam.
”Sesampai di atas jembayan Sungai Asam, saya melihat sepeda bapak, saya tunggu beberapa saat. Bapak tidak ada juga, lalu saya meminjam sampan dan mendayung ke tempat bapak biasa memasang pukat sekitar 150 meter dari jembatan. Sampai di situ saya melihat di dalam air di ujung perahunya ada bayangan bapak yang masih pakai peci warna putih di dalam air,” tutur Fauzi yang kemudian untuk mengangkat korban Fauzi memohon bantuan Mukhlis dan Bandi. Penemuan jasad bapak martuanya disebutkan Fauzi sekitar jam 14.30 WIB.
Karena keluarga menganggap kematian bapak empat anak ini murni kecelakaan, mereka menolak untuk otopsi.
”Tidak usah diotopsi ini murni kecelakaan, meski kami ridak tahu penyebab bapak tercebur ke dalam air. Dan bapak ada penyakit tekanan, diduga saat kejadian penyakit bapak kembuh,” kata Ikin salah seorang anaknnya saat memberikan keterangan kepada anggota Polsek Kolam. (gst/yit)