PALANGKA RAYA – Sejumlah ruas jalan nasional di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) tak hanya diupayakan mampu menahan angkutan dengan tonase berat, melainkan akan didukung dengan pelebaran jalan.
Sehingga fungsi jalan pada jalan ekonomi (nasional) ini bisa betul-betul menjadi salah satu roda penggerak pertumbuhan perekonomian kota Palangka Raya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Leonard S Ampung mengatakan, salah satu prioritas pelebaran jalan yaitu pada ruas jalan Kalimantan poros selatan, yang terhitung dari batas Kalimantan Barat menuju Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur hingga Palangka Raya, yang kemudian berlanjut ke Pulang Pisau sampai batas dengan Kalimantan Selatan.
“Di beberapa ruas jalan ini, ada beberapa jembatan yang memang perlu kami duplikasi. Karena memang sebagian kondisinya masih sempit, terutama yang berada di tingkungan patah,” kata Leo.
Kemudian pelebaran jalan juga diperlukan pada ruas Barito, yakni dari Muara Teweh Barito Utara, menuju Kadui hingga ke Ampah Barito Timur sampai batas Kalsel.
“Jalan ini juga ruas ekonomi khususnya di wilayah Barito. Jadi perlu kita dukung dengan pelebaran jalan,” jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, khusus ruas Palangka Raya menuju Buntok Barito Selatan, ada beberapa titik yang menjadi langganan banjir tiap tahunnya akan diupayakan bisa operasional. Untuk kawasan tersebut, lanjut Leo, Pemerintah Provinsi sudah memikirkan solusi agar mobilitas angkutan bisa berjalan normal sekalipun pada musim hujan.
“Sudah ada saran dan teknis yang sudah kami siapkan, yaitu menggunakan pile slab atau jembatan layang. Makanya kami berharap dari APBN bisa menangani jalan ini sesegera mungkin,” ucapnya.
Tak hanya itu, jalan ekonomi yang masih perlu penangan yaitu pada ruas Pulang Pisau menuju Pangkuh-Bahaur. Kemudian dari Sampit menujua Samuda-Ujung Pandaran. Selanjutnya, ada ruas jalan di Simpang Bangkal menuju Segintung.
Namun, lanjutnya, yang tak kalah penting yaitu pembangunan lintas tengah. Ruas penghubung yang satu ini turut memberi andil sebagai salah satu sarana angkutan dari beberbagai daerah.
“Ya, minimal ini fungsional. Kita tidak usah mengejar pengaspalan dulu, tapi bagaimana busa optimal keberadaannya. Dan bisa menggunakan agregat tanpa menggunakan penutup, sehingga dimusim hujan, jalan lintas tengah ini masih bisa di lintasi,” pungkasnya. (sho/fm)