SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PALANGKA

Minggu, 19 Maret 2017 00:50
Sektor Perkebunan Dipacu, Kenapa?
BERI CONTOH: Tanaman pangan tumbuh subur di lingkungan kantor Gubernur Kalteng. Diharapkan semua daerah dapat melakukan hal yang sama, khususnya di pekarangan rumah. Ini bertujuan untuk mengurangi permintaan di pasar sekaligus menekan angka inflasi. (FOTO: YUSHO/RADAR SAMPIT)

PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) berupaya memacu sektor perkebunan tanaman pangan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Program penanganan daerah rawan pangan (PDRP) yang masuk dalam dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 harus bisa terealisasi.

”Kita perlu serius memerhatikan capaian PDRP ini. Memang target kita pertumbuhan ekonomi bisa dihasilkan dari salah satunya sektor pertanian dan perkebunan,” kata Pj Sekda Kalteng Syahrin Daulay, baru-baru ini.

Syahrin menjelaskan, terwujudnya PDRP tidak hanya meningkatkan perekonomian Kalteng. Masalah nilai tukar petani (NTP) juga bisa diatasi. Saat ini NTP Kalteng masih belum sesuai harapan, yakni hanya sekitar 93 persen.

Angka tersebut, kata dia, bukan yang diharapkan pemerintah, terutama dalam mendukung swasembada pangan. ”Kita akan upayakan penanganan secara berlanjut. Salah satunya mengurangi pengeluaran petani dan meningkatkan penanaman pangan,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga akan terus berupaya menekan inflasi. Jangan sampai pendapatan petani tergerus akibat tingginya inflasi. Apabila masalah itu dibiarkan, tidak menutup kemungkinan memengaruhi NTP dan tentu berimbas pula pada PDRP.

”Upaya terus kita lakukan. Tentu semua ini perlu komitmen kita. Memang banyak kebijakan yang perlu diperhatikan untuk merealisasikan target PDRP, tidak cuma satu. Tapi, intinya kita yakin, apa yang sudah terprogram bisa kita capai,” tegasnya.

Syahrin menuturkan, pemeritah juga mengeluarkan kebijakan terkait upaya menekan inflasi. Salah satunya mewajibkan seluruh kantor instasi memanfaatkan lahan kosong di lingkungannya untuk bercocok tanam, termasuk mamanfaatkan pekarangan rumah.

Memanfaatkan pekarangan dengan menanam sayur-sayuran, termasuk cabai, menjadi salah satu program yang digencarkan. Produk pangan, lanjutnya, merupakan kebutuhan rutin pangan rumah tangga. Karena itu, ketersediaan komoditi ini menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan.

”Apalagi dengan harga yang serba mahal saat ini, cabai misalnya. Bahkan, ada rencananya di lingkungan kantor gubernur ini akan ditanami jenis buah-buahan. Nanti akan kita lihat di mana tempat yang pas untuk tanamannya,” pungkasnya. (sho/ign)


BACA JUGA

Selasa, 08 September 2015 21:50

Ratusan PNS Masih Mangkir, Laporkan Harta Kekayaan

<p>SAMPIT &ndash; Sebanyak 240 Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara di lingkup…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers