KOTAWARINGIN LAMA – Hebohnya kabar penculikan anak di media sosial tidak begitu berpengaruh bagi keluarga Sumedi (38) dan Jumi (25), warga Jalan Cakra Negara Gang Rambutan RT.07 Dusun Makarti Jaya (Despot), Desa Riam Durian Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam). Namun, senjak anak semata wayangnya, Anisa Eka Devita Sari (9), didatangi dua pria tidak dikenal yang menawarkan uang dan mengajak naik kemobil, pasutri itu mulai waswas.
Kejadian ini tidak menghebohkan warga Despot karena hanya diketahui keluarga dan teman-teman sekolah Anisa. Karena khawatir, Jumi menceritakan kejadian ini kepada tokoh masyarakat setempat yang juga pengurus Komite SDN 2 Riam Durian Ustaz Karminto, Sabtu (25/3) pagi.
Didampingi ibunya dan Ustaz Karminto, Anisa menceritakan bahwa kejadian berawal saat dirinya dan dua teman sekelasnya, Fuji dan Denisa, menabung dari BPR Marunting Sejahtera Unit Kolam. Jarak BPR hanya 100 meter dari pintu gerbang sekolah.
Kegiatan menabung sepulang sekolah ini menjadi kegiatan rutin Anisa dan teman-temannya setiap hari. Siang itu, saat mereka pulang dan meninggalkan BPR Maruting Sejahtera atau dekat Gang Rambutan, ada mobil dari arah Sukamara berhenti dekat mereka.
”Kemudian ada dua om-om keluar dari mobil dan menanyakan nama, lalu menawari kami uang tiga lembar dua puluh ribuan. Selanjutnya om itu menawarkan apa mau ikut (mobil) atau nggak. Karena takut kami langsung kabur berlari menjauh,” cerita Anisa, Sabtu sore.
Peristiwa itu membuat Anisa takut sendirian di jalan umum. Adanya perubahan perilaku Anisa karena rasa takut juga dibenarkan oleh ibunya, Jumi. Sejak kejadian itu, Anisa berangkat sekolah dan pulangnya diantar, meski rumahnya hanya 200 meter dari sekolahan.
”Kini setiap hari kami antar jemput termasuk kegiatan belajar mengaji pada sore hari. Setiap saat jadi kepikiran hal-hal yang menakutkan dan kami harap tidak ada lagi kejadian seperti ini,” harap ibu Anisa.
Sementara itu Ustaz Karminto mengingatkan kepada orang tua untuk meningkatkan kewaspadaannya meski belum diketahui pasti motif dari orang-orang yang tidak dikenal itu.
”Yang pasti ada niatan yang tidak baik dari orang-orang itu mau mengasih uang dan mengajak anak-anak pergi naik mobilnya sementara anak-anak tidak mengenali mereka,” imbuh Karminto.
Kepala SDN 2 Riam Durian Tri Winarto mengaku belum mengetahui percobaan penculikan murid. Dia bersyukur kejadian yang tidak diinginkan tidak terjadi dan dia tidak mempermasalahkan orang tua wali murid tidak melapor ke pihak sekolah namun langsung ke komite sekolah.
”Sebelum kejadian ini pihak sekolah sudah memperingatkan anak-anak untuk waspada kepada orang yang tidak dikenal baik mengajak ataupun memberi sesuatu misalnya seperti air atau permen dan lain-lain,” pesannya. (gst/yit)