SAMPIT – Sebanyak 13 sekolah dasar negeri dan swasta di wilayah Kecamatan Mentawa Baru (MB) Ketapang yang merupakan sekolah rintisan dari induk klaster atau sekolah rujukan SDN 2 MB Hulu, diberikan pembekalan atau kegiatan In-1 melalui program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Program itu merupakan bantuan pemerintah (bantah) khusus sekolah dasar rintisan PPK tahun 2017. Kegiatan dipusatkan di SDN 2 MB Hulu.
Adapun 13 sekolah dasar itu, di antaranya SDN 4 MB Hulu, SDN 5 MB Hulu, SDN 8 MB Hulu, SDN 10 MB Hulu, SDN 2 MB Hilir, SDN 4 MB Hilir, SDN 1 Ketapang, SDN 1 Pelangsian, SDN 6 Pelangsian, SDN 11 Pelangsian, SDN 3 Sawahan, SDN 4 Sawahan, dan SDS Mulya Permai. Penyampai materi langsung dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Kalteng Annalaila Soufia.
Kepala Disdik Kotim Bima Ekawardhana menuturkan, perlu ditanamkan kembali karakter dan budaya bangsa kepada anak didik pada usia dini. Sebab, dengan kemajuan era globalisasi serta kemajuan peradaban manusia, bisa jadi ancaman dan memengaruhi generasi apabila tidak dibentengi mulai sekarang.
”Kita perlu memanamkan kembali karakter dan budaya bangsa, seperti budaya gotong royong maupun kesetiakawanan, karena sekarang budaya itu sudah mulai tergerus zaman,” ucapnya pada acara pembukaan, Sabtu (30/9).
Menurut Bima, program PPK ini selain menanamkan karakter dan budaya bangsa juga bermanfaat bagi tenaga pendidik, karena untuk merevitalisasi dan memperkuat kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik, dan masyarakat.
”Pesan saya kepada 13 sekolah imbas bisa mengimplementasikan program PPK ini di sekolah masing-masing. Kalau bias, lebih baik lagi dari sekolah unggulan,” harap mantan Kepala Disnakertrans Kotim ini.
Sementara itu, Kepala SDN 2 MB Hulu Siti Rumilah menjelaskan, pendidikan karakter adalah membiasakan berperilaku baik, sehingga jadi karakter yang membudaya. Ada lima nilai karakter, yakni riligius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.
”Semua nilai karakter itu sudah dilaksanakan di SDN 2 MB Hulu baik harian, mingguan dan sudah menjadi budaya di sekolah, bahkan telah didukung komite sekolah dan paguyuban kelas,” ujar Rumilah. (fin/soc)