KUALA KURUN – Dua orang yang tewas dalam duel maut antara Ardianto (41) dan Dawi (50), di Desa Bereng Malaka, Kabupaten Gunung Mas, ternyata merupakan teman lama. Lama hidup senasib sebagai perantau, tak mampu meredam emosi keduanya, hingga sama-sama tewas di ujung senjata. Aparat kepolisian masih menunggu perkembangan kasus itu di lapangan.
”Kita masih menunggu perkembangan, siapa tahu nanti ada saksi lain yang melapor. Saat ini, dari pihak keluarga kedua korban tidak ada yang melapor, sehingga penanganan kasus ini sulit kita lanjutkan,” kata Kapolres Gumas AKBP Ardiansyah Daulay melalui Kapolsek Rungan Ipda Marolop Purba, Minggu (8/10).
Menurutnya, kedua korban yang terlibat duel maut sudah saling kenal dan berteman lama. Keduanya pernah satu pekerjaan dan sama-sama merantau ke Desa Bereng Malaka untuk mengadu nasib.
”Memang mereka ini merupakan pendatang baru dan baru dua minggu merantau di desa tersebut. Mereka tinggal di sana pun hanya berdua. Keluarga keduanya tidak berada di desa itu. Selama berada di perantauan, mereka bekerja sebagai buruh serabutan,” katanya.
Kasus tersebut, lanjutnya, kemungkinan besar mengarah pada dikeluarkannya Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3). Artinya, penyidikan kasus ini dihentikan, karena tidak ada pihak yang menjadi korban dan pihak keluarga korban tidak ada yang melapor.
”Untuk dikeluarkannya SP3, kita menunggu sekitar satu bulan, sembari melihat perkembangan. Apabila tidak ada pihak keluarga korban yang melapor, kasusnya akan kita hentikan,” tegasnya.
Pihaknya akan terus mendalami kasus itu, termasuk kemungkinan adanya orang lain yang terlibat dalam duel tersebut. Sejauh ini, baru ada tiga saksi yang diperiksa, sedangkan warga lainnya tidak ada yang berani memberikan keterangan.
”Masih kita dalami kasus ini, sembari melihat perkembangan yang terjadi di lapangan,” kata mantan Kaur Bin Ops (KBO) Sat Reskrim Polres Gumas ini.
Dari olah tempat kejadian perkara (TKP) di lapangan dan keterangan saksi, katanya, duel kedua orang tersebut murni dipicu dendam lama yang tidak bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
”Jadi, ini murni motifnya karena dendam lama. Untuk motif lain, masih terus kita selidiki,” pungkasnya. (arm/ign)