KASONGAN – Tingkah laku enam bocah di Kasongan, Kecamatan Katingan, sungguh tidak patut ditiru. Mereka menggelar pesta menghirup aroma lem secara berjamaah di halaman belakang Masjid Al Ikhlas, Kelurahan Kasongan Lama. Polisi menggelandang mereka ke kantor Polsek Katingan Hilir dalam keadaan teler, Kamis (1/3) malam.
”Semuanya masih pelajar. Mereka langsung diamankan ke Polsek Katingan Hilir untuk dilakukan pembinaan serta diwajibkan membuat surat pernyataan agar tidak lagi mengulangi perbuatan negatif tersebut," kata Kapolsek Katingan Hilir Iptu Nurheriyanto Hidayat, Jumat (1/3).
Menurutnya, pesta ngelem para bocah tersebut awalnya dipergoki warga di sekitar lingkungan masjid. Saat itu jajaran anggota Polsek Katingan Hilir sedang melaksanakan program kegiatan kepolisian yang ditingkatkan (K2YD).
”Kami kemudian beri penjelasan serta sosialisasi terkait bahaya ngelem. Mereka satu per satu diminta membubuhkan tanda tangan di surat pernyataan di hadapan aparat dan orangtuanya. Mereka berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya," kata Kapolsek.
Mengingat status enam anak itu masih di bawah umur, Nurheriyanto Hidayat enggan membeberkan identitas nama atau inisial remaja yang diamankan tersebut.
”Sasaran giat K2YD, antara lain premanisme, pekat, illegal logging, miras, senjata tajam, narkoba, pemalak/pemeras, curanmor, curat, curas, dan tindak pidana jalanan lainnya," katanya.
Dia berharap, melalui program K2YD, dapat memberikan pelayanan sekaligus rasa aman kepada masyarakat. Kapolsek juga mengajak masyarakat agar terlibat aktif dalam menjaga kamtibmas di lingkungan masing-masing.
”Jika menemui ada kejadian tindak kriminal, narkoba, dan lainnya, diharapkan segera dilaporkan kepada aparat kepolisian. Pelayanan di Polsek Katingan Hilir berlaku 24 jam," ujarnya.
Sementara itu, Rama, pemuda di Kasongan mengatakan, penyalahgunaan obat-obatan seperti Dextro, Carnophen/Zenith, dan sejenisnya sedikit berkurang. Hal itu seiring banyaknya penangkapan terhadap pengedar obat berbahaya tersebut.
”Sekarang teman-teman mulai meninggalkan Zenith, karena sejak pertengahan Januari, keberadaannya sulit ditemukan. Bahkan, harga obat itu kini sangat mahal sekali," katanya.
Informasinya, tutur Rama, dalam satu kepeng obat Carnophen dijual seharga Rp 100 ribu. Padahal, sebelumnya cuma berkisar antara Rp 40 hingga Rp 45 ribu.
”Itu pun diperoleh dari Palangka Raya. Kalau di sini sepertinya sudah tidak ada yang jual lagi. Mungkin takut ditangkap polisi. Maklum saja, karena Kasongan tidak terlalu besar kotanya," pungkasnya. (agg/ign)