SAMPIT - Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten Kotawaringin Timur kesulitan memadamkan api yang membakar lahan gambut. Meski di permukaan sudah padam, api masih membara di dalam gambut.
”Api di permukaan sudah padam, tapi api di dalam tanah terus menjalar. Makanya saya kaget juga mengetahui api muncul lagi dan meluas,” kata Komandan Kodim 1015 Sampit Letkol Infanteri Sumarlin Marzuki, Sabtu (21/7).
Sumarlin yang juga Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kotim ikut memadamkan kebakaran lahan di Jalan Pelita Barat, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Dia tampak sibuk mengarahkan air dari selang untuk memadamkan api dan tanah yang masih mengeluarkan asap tebal.
Tanah di Kotawaringin Timur sebagian merupakan gambut tebal. Bila terjadi kebakaran, pemadaman harus dilakukan berulang-ulang.
Sumarlin mengakui, potensi kebakaran hutan dan lahan memang meningkat karena musim kemarau. Sabtu dan Minggu siang, hujan sempat mengguyur di Kecamatan Cempaga, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, dan Kecamatan Baamang, namun hanya sebentar.
Sementara itu, kebakaran lahan tidak hanya terjadi di kawasan dalam kota Sampit, tetapi juga di luar kota, seperti Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Seluruh tim di tingkat kabupaten dan kecamatan bersama-sama memadamkan kebakaran lahan.
Sumarlin mengajak masyarakat agar turut mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. Musibah asap yang melumpuhkan semua sektor pada 2015 lalu diharapkan tidak terulang.
”Makanya saya sangat memohon. Tolong jangan membakar lahan karena saat ini kondisinya sangat rawan. Masih ada cara membersihkan lahan selain dengan membakar. Kebakaran lahan dampaknya sangat merugikan kita semua,” kata Sumarlin.
Sumarlin juga mengingatkan, warga yang nekat membakar lahan, apalagi sampai membuat kebakaran meluas dan menimbulkan kabut asap, akan dipidanakan.
Dia meyakinkan seluruh elemen Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kotim terus bekerja keras. Patroli juga dilakukan secara menyeluruh. Tim terdiri dari anggota TNI, Polri, BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Manggala Agni, PMI dan relawan lainnya.
Saat ini kebakaran lahan juga mulai terjadi di lokasi yang sulit dijangkau melalui jalur darat sehingga pemadaman harus dilakukan menggunakan helikopter pengebom air .
Sudah tiga hari ini, helikopter pengebom air yang disiagakan di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, membantu pemadaman kebakaran lahan di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Sumarlin berharap ada satu helikopter pengebom air disiagakan di Bandara H Asan Sampit sehingga bisa lebih optimal membantu pemadaman kebakaran dalam waktu cepat.
Kodim 1015 Sampit secara internal juga memerintahkan seluruh personelnya untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. Kodim 1015 Sampit membawahi delapan koramil di Kabupaten Kotawaringin Timur, enam koramil di Kabupaten Katingan dan lima Koramil di Kabupaten Seruyan.
Sumarlin mengakui personel yang ada cukup terbatas. Namun dengan kepedulian dan komitmen semua pihak, dia yakin kebakaran hutan dan lahan bisa dicegah dan ditanggulangi bersama.
Sementara itu Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan bahwa telah ada instruksi dari Presiden Jokowi kepada semua Kapolda untuk mengantisipasi kebakaran hutan. Khususnya, menyangkut Asian Games. ”Kalau sampai ada asap menganggu, tidak bagus untuk atlit. Apalagi, penerbangan juga bisa terganggung,” ujarnya.
Karena itu, saat ini Satgas Karhutla meningkatkan pengawasan titik api. Salah satunya dengan memantau titik api melalui alat canggih. ”Satgas ini bisa pantau, titiknya dimana saja,” terang jenderal berbintang dua tersebut.
Menurutnya, begitu ada titik api, Satgas Karhutla akan langsung beraksi. Berkooordinasi dengan Polda yang terdekat untuk memadamkannya.”Tidak boleh menunggu hingga besar, susah untuk dipadamkan,” terangnya.
Setiap Polda yang rawan kebakaran juga telah memiliki prosedur tetap. Dia menuturkan, semuanya siap untuk bergerak mengatasi kebakaran. ”Dilihat juga sebabnya kebakaran ini,” ujarnya.
Bila kebakaran ini murni karena cuaca yang panas, tentunya tidak aka nada proses hukum. Namun, bila ternyata ulam manusia atau malah ada sabotase tertentu. ”Pasti kami akan tindak,” papar mantan Wakabaintelkam tersebut.
Dia berharap masyarakat disekitar hutan juga bekerjasama untuk tidak melakukan pembakaran dalam membuka lahan. ”Kalau ada yang membakar bisa dilaporkan,” jelasnya.
Kebakaran hutan hampir menjadi momok tiap tahun di Indonesia. beberapa tahun lalu, bahkan asap kebakaran hutan itu sampai ke Singapura dan Malaysia. Hingga menganggu penerbangan sekaligus transportasi di negara tersebut. Namun, belakangan sudah tidak terjadi kebakaran hutan yang asapnya sampai ke negara tetangga. (idr/oes/yit)