SAMPIT – Gelombang laut dan angin kencang menenggelamkan KM Bunga Hati II asal Desa Karangsong, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (2/8) malam lalu. Satu nakhoda dan 12 anak buah kapal (ABK) diselamatkan kapal barang dari Jakarta tujuan Sampit. Mereka sempat terombang ambing di lautan selama enam jam.
Kabag Ops Polres Kotim AKP Boni Ariefianto mengungkapkan, nakhoda dan ABK KM Bunga Hati II mampu bertahan di perairan Indramayu selama enam jam. Beruntung, sebuah kapal muatan dari Jakarta tujuan Sampit melintas di sekitar tempat kejadian. Korban pun dievakuasi menuju Pelabuhan Sampit dan menjalani pengecekan kondisi kesehatan, Minggu (5/8) pukul 10.00 WIB.
”Evakuasi dilakukan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit, Polrairud Polda Kalteng, Polair Polres Kotim, dan Basarnas Kotim. Satu nakhoda dan 12 ABK saat ini dalam keadaan sehat,” ucapnya.
Komandan Basarnas Pos Jaga Sampit Suprapto mengatakan, pihaknya menerima laporan dari SAR Bandung tentang musibah yang dialami oleh para nelayan dari Indramayu. Pihaknya langsung melakukan penjemputan di Pelabuhan Bagendang.
Dirinya mengungkapkan, seluruh ABK KM Bunga Hati II sempat terombang-ambing di atas perairan Indramayu selama enam jam. Salah satu dari mereka, bahkan ada yang tidak bisa berenang. Beruntung, 13 korban tersebut dapat diselamatkan ketika sebuah kapal MT Bahari Maju II melintas di dekat mereka.
”Saat itu, kapten kapal KM Bunga Hati II mengintruskikan kepada seluruh ABK agar tetap bersatu di atas punggung kapal yang terbalik. Sedangkan satu ABK yang tidak bisa berenang,sempat diselamatkan oleh dua orang temannya. Saat KM Bahari Maju II melintas, kemudian 13 korban yang sudah mulai tidak berdaya itu terselamatkan dan dibawa menuju ke Pelabuhan Bagendang,” ungkapnya.
Mas Lani (39) selaku nakhoda sekaligus kapten KM Bunga Hati II menceritakan, gelombang disertai angin kencang membuat kapal yang dikemudikannya tidak seimbang. Dengan perasaan yang tidak nyaman, dirinya memerintahkan kepada seluruh ABK untuk menyelamatkan diri. Seketika, cuaca yang tidak bersahabat membuat kapalnya terbalik lantaran diterjang ombak yang cukup besar.
”Saat kapal sudah tenggelam, saya panik. Pertama yang harus saya lakukan, mencari seluruh ABK. Sebagian terlihat, sebagian tidak. Saya coba berteriak dengan kencang, kemudian satu per satu ABK saya mulai mendekati. Untung saja kapal yang terbalik masih mengapung. Kami pun bertahan di atas punggung kapal,” ucapnya.
Salah satu ABK, Ernoto (20), tidak bisa berenang. Ernoto saat itu juga panik. Dia berusaha menyelamatkan diri dengan menarik temannya. Setelah ditenangkan, dia berhasil kembali ke punggung kapal.
”Bagaimana ya, perasaan saya waktu itu campur aduk. Akal dan pikiran saya seketika saja kosong. Saya tidak ingin mati di sini (tengah laut). Saya mendekati dan menaiki punggung kapal yang pada saat itu masih mengampung. Sedangkan Ernoto, saya tegaskan untuk pakai pelampung dan tetap berada di atas punggung kapal. Kurang lebih 6 jam, kami tetap menaiki punggung kapal, dibawa arus ombak yang mengarah entah kemana,” ucapnya.
Saat malam mulai tenang, sebuah kapal muatan barang melintas di sekitar mereka. Kapal langsung mendekati dan menyelamatkan dirinya dan seluruh ABK.
”Saat itu, kapal muatan tersebut hanya melewati kami saja. Kami bersuara berteriak sekuat tenaga, namun kapal muatan itu masih terus melaju. Saat salah satu ABK saya melambaikan baju warna merahnya, tiba-tiba saja kapal muatan itu langsung membalikan arahnya dan menuju ke arah kami,” tambahnya.
”Dari pengakuan kru kapal yang menyelamatkan kami, bahwa pihaknya melihat kami seperti kayu balok yang mengapung di atas laut lepas. Namun saat melihat ada kain merah yang melambai, mereka mulai curiga dan langsung mendatangi kami. Tuhan mendengarkan doa kami,” tutupnya.
Sementara Bupati Kotim H Supian Hadi telah mendatangi dan melihat langsung kodisi seluruh korban laka air tersebut di salah satu penginapan yang ada di Jalan S Parman. Terlihat, dirinya langsung berinteraksi kepada seluruh korban termasuk kapten kapal KM Bunga Hati II.
Dengan didampingi Kapolres Kotim AKBP Mohammad Rommel, Dandim 1015 Sampit Letkol Inf Sumarlin Marzuki, hingga Kadishub Kotim H Fadlian Noor, bupati mengajak 13 korban tersebut untuk menempati tempat yang sudah disiapkan.
”Saudara kita dari Jawa Tengah mengalami musibah. Saya selaku Bupati Kotim memberikan wadah yang nyaman untuk semua korban laka air. Dari makanan, tempat, hingga pakaian, saya siapkan,” ucap Supian.
Pemkab akan berkoordinasi kepada Kapolres Kotim untuk pemulangan 13 korban tersebut. Polres Indramayu rencananya akan mendatangi Kota Sampit untuk melihat keadaan korban.
” Saya juga sudah berkoordinasi kepada Kadishub Kotim agar menyiapkan tiket pesawat untuk pemulangan 13 orang tersebut ke kampung halamannya. Mereka berada di penginapan hotem berbintang dua di Kota Sampit,” ucapnya.
Ia juga mengimbau seluruh nakhoda agar berhati-hati ketika memasuki laut lepas. Sebab, kondisi cuaca yang tidak menentu akan membahayakan keselamatan. (sir/yit)