SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Jumat, 17 Agustus 2018 17:34
Gerakan Teroris Meluas, Tak Hanya di Kota

Dibongkar Duluan, Serangan Serentak Kemungkinan Gagal Total

ILUSTRASI.(NET)

PALANGKA RAYA – Gerakan jaringan teroris tak lagi terkonsentrasi pada kota-kota besar di Indonesia. Aksinya meluas ke sejumlah daerah di Nusantara. Karena itulah. Kalteng yang selama ini relatif aman dari gerakan radikal, tak luput dari target aksi jaringan tersebut.

Pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan, terhitung sejak 2016, gerakan terorisme seakan terjadi desentralisasi terget. Teroris yang selama ini menyasar kota besar, seperti Jakarta, Bali, Surabaya, dan lainnya, mengubah pola aksinya. Di manapun jaringan itu berada, di situlah rencana aksi dilakukan.

”Kalau dulu, (serangan dilakukan di) Jakarta karena ibu kota negara, Bali karena dianggap simbol luar negeri. Sekarang tidak lagi, di mana gerakan mudah, kemungkinan di situ aksi juga dilakukan,” kata Chaidar yang dihubungi Radar Sampit dari Palangka Raya, Kamis (16/7).

Seperti diberitakan, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri dibantu Polda Kalteng dan Polres Palangka Raya, menangkap L, terduga teroris di Jalan Betutu, Gang Rukun, Palangka Raya, Senin (13/8) lalu. L merupakan aparatur sipil negara (ASN) yang bertugas di Rutan Klas IIA Palangka Raya.

Statusnya nonaktif dan dalam proses pemecatan karena tak bekerja selama setahun lebih. L tinggal bersama istri dan tiga anaknya. Sang istri, As, berprofesi sebagai guru dengan status ASN di salah satu SD di Palangka Raya. As hanya dijadikan saksi.

Dari penangkapan itu, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, seperti bahan peledak, senjata rakitan, buku radikal, dan lainnya. Indikasi rencana serangan serentak yang sedianya dilakukan pada peringatan HUT ke-73 kemerdekaan RI terbongkar. Sasarannya aparat keamanan yang bertugas.

Ada lima daerah yang terindikasi jadi sasaran aksi, yakni Kabupaten Kotawaringin Timur, Katingan, Pulang Pisau, Kapuas, dan Kota Palangka Raya. Anggota jaringan itu tak hanya diinstruksikan melukai dan melumpuhkan polisi, namun juga membunuh aparat.

L diduga terkoneksi dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). L diduga berubah menjadi radikal setelah berkomunikasi dengan narapidana teroris di Lapas Klas IIA Palangka Raya. Komunikasi dilakukan melalui tatap muka, internet, hingga via telepon. L sudah masuk jaringan tersebut selama tiga tahun.

Al Chaidar menuturkan, penangkapan terhadap terduga anggota jaringan JAD di Palangka Raya itu, merupakan rentetan operasi aparat di sejumlah daerah lainnya. Hal tersebut berkaitan dengan rencana jaringan tersebut yang akan menyerang saat peringatan HUT RI.

”Memang (penangkapan) juga terjadi di Sumatera Barat, Bengkulu, dan beberapa daerah lainnya di Jawa. Kemudian di Palangka Raya. Memang itu semua ada kaitannya dengan rencana serangan saat HUT RI,” tutur mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII) ini.

Chaidar berpandangan, hal yang perlu ditelusuri lagi, yakni dugaan L masuk jaringan JAD. Pasalnya, JAD ada dua, yakni murni JAD dan Jamaah Anshar Daulah Khilafah Nusantara (JADKN).

”Kalau JAD ini terstruktur, sementara JADKN tidak. Artinya, gerakan teroris yang tidak ada pemimpinnya. Kalau di Palangka Raya itu, dugaan saya, teroris yang tanpa pemimpin. Jadi, kemungkinan bukan JAD seperti biasa, tapi JADKN,” ucapnya.

Lebih lanjut Chaidar mengatakan, rencana kelompok tersebut melakukan serangan serentak saat HUT kemerdekaan RI merupakan bentuk perlawanan terhadap negara.  ”Yang namanya teroris memang begitu (melawan negara, Red). Apa pun tindakannya, tetap saja seperti itu,” tegasnya.

Terpisah, Wakil Ketua Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalteng Sabian Usman mengatakan, masih banyak yang perlu disikapi dari penangkapan L. Salah satunya, alasan orang tersebut ingin melakukan tindakan radikal. Hal itu perlu diperhatikan, karena tidak bisa hanya dengan menebak berdasarkan simbol, seperti temuan buku.

”Memang, apa (barang bukti, Red) yang disita petugas saat pengamanan itu bisa mengarah ke sana (tindakan terorisme, Red). Namun, untuk memastikan lebih dalam, tentu harus diteliti lagi,” katanya.

Menurutnya, Kalteng yang selama ini dianggap aman, tidak bisa dijadikan patokan. Sebab, kategori aman bukan berarti tidak ada kewaspadaan terhadap segala kemungkinan gerakan radikal, karena potensi itu bisa saja bermunculan.

”Keinginan seseorang melakukan tindakan radikal itu yang sulit dihentikan. Kalau antisipasi bom, mungkin kita bisa. Tapi, kalau menghilangkan pemikiran seseorang untuk melakukan pengeboman, itu yang sulit,” katanya.

Penangkapan terhadap L, lanjut Usman, tidak bisa dijadikan dasar menyebutkan Kalteng sebagai target sasaran terorisme. Pasalnya, di provinsi lain juga terjadi kasus serupa. Setelah diteliti secara mendalam, ditemukan bahwa tujuan gerakan itu sama semua.

”Yang namanya teroris itu tidak pandang tempat. Karena, kalau bicara jadi sarang teroris itu ada dasarnya. Di Kalteng baru kali ini ada penangkapan,” tuturnya.

Ketua Bidang Media Massa Hubungan Masyarakat dan Sosialisasi FKPT Kalteng, Sutransyah, mengatakan, kasus itu membuka mata semua pihak agar warga tetap waspada meski keadaan selama ini bisa dikategorikan kondusif. Poskamling perlu diaktifkan lagi untuk meminimalisasi munculkan gerakan teroris.

”Kalau ada orang yang terkesan tertutup dan dalam satu atau dua bulan tidak ada melapor ke ketua RT, cepat datangi. Kami juga akan terus memberikan sosialisasi agar warga tidak terlibat hal tersebut,” ujarnya.

Terungkapnya jaringan di Palangka Raya, lanjut Sutransyah, kemungkinan besar membuat rencana serangan serentak saat HUT kemerdekaan RI gagal. Meski demikian, semua pihak perlu tetap waspada.

”Saya salut dengan tindakan Densus 88 yang cepat dan tanggap menangkap terduga teroris,” katanya. (sho/daq/ign)


BACA JUGA

Rabu, 07 Mei 2025 17:31

Bupati Rencanakan Pelebaran Jalan Muchran Ali

SAMPIT — Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berencana memperbaiki infrastruktur…

Rabu, 07 Mei 2025 17:30

Jambore PKK Diikuti Ratusan Peserta

SAMPIT – Setelah tertunda dua tahun akibat keterbatasan anggaran, Jambore…

Rabu, 07 Mei 2025 17:30

Halikinnor Pimpin Gotong Royong

SAMPIT — Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor turun langsung memimpin…

Rabu, 07 Mei 2025 17:29

KTNA Kotim Didorong Jadi Penggerak Pertanian dan Perikanan

SAMPIT - Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Kotawaringin…

Rabu, 07 Mei 2025 13:11

Dorong Revitalisasi Pasar PPM dan Ikon Jelawat

SAMPIT — Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berkomitmen membenahi dan…

Rabu, 07 Mei 2025 13:11

Bupati Instruksikan Kerja Bakti Massal di Jalan Muchran Ali

SAMPIT – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menginstruksikan seluruh kepala…

Rabu, 07 Mei 2025 13:10

Muhammad Saleh Jabat Plt Kadiskominfo, Marjuki Jadi Kepala DLH

SAMPIT—Serah terima jabatan (sertijab) di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika…

Rabu, 07 Mei 2025 13:10

Mundur Usai SK Terbit, CPNS Dilarang Lamar ASN selama Dua Tahun

SAMPIT - Seorang calon pegawai negeri sipil (CPNS) Kabupaten Kotawaringin…

Senin, 05 Mei 2025 16:06

Jaga Kualitas Pelayanan Publik

SAMPIT – Di tengah keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran,…

Senin, 05 Mei 2025 16:05

Tanam Sportivitas dan Karakter sejak Dini melalui Fun Run

SAMPIT – Ratusan peserta hadir memadati kawasan Gedung Expo hingga…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers