SAMPIT-Membuat baju karnaval dengan memodifikasi baju adat Dayak, merupakan hal baru bagi Prastiyo Hermawan. Dia tertarik membuat baju karnaval dari adat Dayak yang memiliki ciri khas dengan sayap lebar.
”Awalnya saya berpikir kalau baju itu (baju karnaval, Red) dibuat dari triplek dan pasti berat. Ternyata, setelah saya pegang, lembut dan ringan, sehingga saya tertarik mencoba membuatnya,” ujar Tiyo, Rabu (16/11) malam saat ditemui di kediamannya saat merangkai baju karnaval.
Dia mulai memberanikan diri merangkai baju karnaval untuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sejak 2016 lalu. Saat diminta pimpinannya membuat baju karnaval dari kertas koran, hasilnya bagus dan mewah. Dia beberapa kali dipercaya memodifikasi baju adat Dayak untuk dibuat seperti baju karnaval.
”Saya terinspirasi saat melihat tampilan karnaval di Banyuwangi. Mereka menampilkan baju adat Banyuwangi dengan megah, sehingga saya mulai juga memodifikasi baju adat Dayak,” ujarnya.
Untuk kegiatan Sampit Ethnic Carnival, dia diminta membuat sekitar 23 kostum untuk ditampilkan. Berbekal kemampuan seninya dalam merangkai dan mengukir bahan spon hati, bahan dasar untuk membuat baju karnaval, Prastiyo merangkai satu demi satu baju karnaval sesuai tema Coastal Culture, Inhabitants of the sea, dan Landscape and Fauna.
”Untuk bahan cukup sulit dicari di Kotim, di antaranya untuk spon hati dan batu permata tempel. Kesulitan bahan ini memperlambat proses pembuatan. Biaya pembuatan relatif, tergantung kerumitannya,” tuturnya.
Tiyo juga bertanggung jawab sampai pada pemasangan baju kepada model. Apabila ada ada kendala, dia langsung menangani. Dia menjamin jika baju buatannya tidak terlalu berat dan tidak akan sama antara satu dan lainnya.
Kepala Disbubpar Kotim Fajrurrahman mengatakan, dalam SEC yang akan digelar Sabtu (17/11) di Taman Kota, setiap peserta diperbolehkan turut serta di tiga kategori atau hanya salah satunya. Nantinya akan ada tim khusus yang melakukan penilaian. Total hadiah yang disiapkan panitia sebesar Rp 65 juta.
”Konsepnya akan berbeda dan baru, sehingga pegelaran ini dikemas benar-benar mampu menarik wisatawan yang berkunjung ke Kotim,” pungkasnya. (dc/ign)