SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Kamis, 17 Januari 2019 17:50
Tiket Pesawat Mahal, Rakyat Merasa Diperas
Aktivitas penerbangan di Bandara H Asan Sampit.(DOK.RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Pesawat udara kian mengukuhkan diri sebagai transportasi yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang berkantong tebal. Pasalnya, sudah memasuki minggu ketiga Januari 2019, harga tiket pesawat belum stabil.

Warga yang selama ini menggunakan transportasi itu dengan harga terjangkau mengeluhkan kondisi tersebut. Perekonomian rakyat seolah diperas dengan tingginya harga tiket.

Sejumlah orang yang ditemui Radar Sampit secara terpisah, Rabu (16/1), kompak mengatakan kenaikan itu memberatkan. Mereka meminta pemerintah mengendalikan harga agar kembali terjangkau dan tak membebani rakyat.

Fatimah, pedagang baju yang kerap menggunakan transportasi udara mengaku resah dengan kenaikan harga tiket yang melambung tinggi. Dia sering ke Jakarta untuk membeli barang dagangan dan mendapat tiket pesawat seharga Rp 1,5 juta.

”Kalau begini terus, akan memengaruhi penjualan saya karena pengeluaran menjadi berlebih, tidak seperti biasanya. Mau tidak mau harga dagangan yang saya jual harus saya tinggikan,” kata Fatimah.

Fatimah menuturkan, pada April 2018 lalu, harga tiket masih bersahabat di harga Rp 700 ribu sekian. Namun, setelah Natal dan Tahun Baru, harga tiket masih tinggi, sekitar Rp 1,2-1,5 juta.

”Saya pun mikir-mikir mau belanja barang dagangan, karena lebih senang beli barang melihat secara langsung dan kurang percaya dengan pesan online,” ujarnya.

Hal sama dikeluhkan warga Kotim lainnya, Helen. Wanita yang baru-baru ini pulang dari Jakarta itu mengaku membeli tiket pesawat dengan harga Rp 1,5 juta.

”Saya tidak ingat pastinya, yang jelas saya berangkat tanggal 13 Januari dan pulang pergi saya beli tiket Rp 1,5 juta, pulangnya Rp 1,2 juta,” tuturnya.

Menurutnya, kenaikan harga tiket yang melonjak itu meresahkannya, karena otomatis pengeluarannnya akan semakin membengkak hanya untuk pembelian tiket pesawat.

”Jangan karena rute Sampit-Jakarta hanya ada satu maskapai, harga tiket pesawat jadi semena-mena dan tidak bersahabat. Kami sebagai masyarakat seperti dimonopoli, tetapi karena memang perlu dan tidak ada alternatif penerbangan lain yang lebih murah, mau tidak mau tetap membeli,” kata Helen.

Dia masih mempertanyakan kenaikan harga tiket dan berharap pemerintah mengusut tuntas penyebabnya agar harga tiket kembali normal.

Daniel, warga lainnya mengatakan, kenaikan harga tiket membebani keuangannya. Apalagi dalam setahun dia menggunakan pesawat sebanyak 84 kali.

”Kerjaan saya sering keluar kota. Semua orang juga pasti resah kalau harga tiket pesawat yang awalnya stabil tiba-tiba melonjak. Ini patut dipertanyakan. Habis biaya operasional hanya untuk beli tiket pesawat aja,” katanya.

Erick, warga Jakarta yang sering berpergian ke Sampit, keberatan apabila penerbangan dimonopoli oleh satu  maskapai. Dia berharap pemerintah dapat mengusulkan dua maskapai, sehingga ada persaingan yang sehat.

Dia mencontohkan, harga tiket pesawat Jakarta-Palangka Raya dan Jakarta-Pangkalan Bun, harganya masih berkisar Rp 1 juta. Sementara untuk tujuan Jakarta-Sampit, berkisar Rp 1,5 juta.

”Mohon pemerintah dapat memperhatikan agar harga tiket dapat bersaing sehat. Dulu saat masih ada maskapai lain, harga bersaing hebat. Semoga pemerintah mendengar aspirasi masyarakat untuk kepentingan bersama,” ujarnya.

Terpisah, Distrik Manager Sriwijaya Air Kotim Ismihadi mengatakan, tarif harga tiket ditentukan manajemen pusat di Jakarta. Meski demikian, menurutnya, harga tersebut bisa saja suatu saat nanti turun. ”Tetapi saya pun tidak bisa memprediksi kapan harga tiket pesawat turun,” katanya.

Ismihadi menuturkan, tarif harga tiket memang rata-rata naik di atas Rp 1 juta, yakni berkisar Rp 1,2-1,5. Khususnya untuk tujuan Sampit-Jakarta atau sebaliknya. Kenaikan harga tiket mulai dirasakan sejak Natal dan Tahun Baru.

Sebelumnya, harga tiket pesawat untuk rute Sampit-Jakarta berkisar Rp 800 ribu, Sampit-Surabaya Rp 600 ribu, dan rute Sampit-Semarang Rp 800 ribu. Sejak awal tahun, tarif harga tiket rute Sampit-Jakarta berkisar Rp 1,2-1,5 juta, Sampit-Surabaya Rp 800 ribu, dan Sampit-Semarang Rp 1,2 juta.

”Dulu, di tahun 2018, sebelum momen Natal dan Tahun Baru, harga masih berkisar Rp 800 ribu untuk tujuan Sampit-Jakarta. Namun, karena harga itu dianggap pihak perusahaan tidak bisa ’hidup’, sehingga perusahaan mengambil sikap menaikkan harga tiket,” katanya.

Selain itu, lanjutnya, kenaikan harga tiket disebabkan beberapa hal. Di antaranya, permainan harga pasar dan persaingan antarperusahaan  maskapai penerbangan. Dampak kenaikan juga berpengaruh terhadap jumlah penumpang.

”Saat ini harga memang kami akui ada kenaikan dan ini juga memengaruhi jual beli tiket kepada masyarakat. Seperti di momen Natal dan Tahun Baru, terjadi penurunan jumlah penumpang jika dibandingkan dengan tahun 2017 lalu,” ujarnya.

Lebih lanjut Ismihadi menjelaskan, kenaikan tarif harga tiket pesawat seiring dengan jumlah penumpang. Jika jumlah penumpang meningkat, tarif juga akan naik. Hal itu dipengaruhi biaya pengeluaran untuk produksi.

Dia mencontohkan, untuk penerbangan Sampit-Jakarta dengan jumlah penumpang 120 penumpang, memerlukan biaya produksi sebesar Rp 60 juta. Perusahaan juga memikirkan cara agar biaya produksi kembali modal agar tetap bisa bertahan.

”Perusahaan memiliki strategi dengan memberlakukan tarif harga tiket yang berubah. Jika jumlah penumpang stabil dan terisi penuh, bisa saja kemungkinan perusahaan menetapkan tarif harga yang stabil. Akan tetapi, jumlah penumpang kan fluktuatif. Jarang kursi penumpang penuh, kecuali pada momen hari besar,” katanya.

Kendati demikian, meskipun perusahaan maskapai penerbangan melakukan permainan harga pasar, tambah Ismihadi, tidak sampai melampaui ambang batas tertinggi yang ditetapkan pemerintah.

Dia merinci,  harga tertingggi yang ditetapkan pemerintah untuk Sampit-Jakarta sebesar Rp 1.524.000, Sampit- Surabaya Rp 1.249.000, dan Sampit-Semarang Rp 1.680.000.

”Kami tidak berani menjual harga tiket melebihi ketetapan pemerintah, karena bisa saja izin operasional penerbangan perusahaan dicabut. Beda halnya dengan kelas bisnis, pemerintah tidak menetapkan ambang batas tertinggi,” tandasnya. (hgn/ign)


BACA JUGA

Senin, 05 Mei 2025 16:06

Jaga Kualitas Pelayanan Publik

SAMPIT – Di tengah keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran,…

Senin, 05 Mei 2025 16:05

Tanam Sportivitas dan Karakter sejak Dini melalui Fun Run

SAMPIT – Ratusan peserta hadir memadati kawasan Gedung Expo hingga…

Senin, 05 Mei 2025 16:05

Susun Rencana Perbaikan Gedung Expo Sampit

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mulai menyusun rencana…

Senin, 05 Mei 2025 16:04

Pastikan Kotim Tetap Kirim Perwakilan

SAMPIT – Agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang…

Jumat, 02 Mei 2025 15:34

Program Cetak Sawah Tingkatkan Kesejahteraan Petani

SAMPIT – Kementerian Pertanian merealisasikan program bantuan cetak sawah seluas…

Jumat, 02 Mei 2025 15:33

Jaring Bibit Unggul Siswa Sejak Dini

SAMPIT – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendukung pelaksanaan…

Jumat, 02 Mei 2025 15:33

CPNS Kotim Dilarang Langsung Minta Pindah

SAMPIT – Sebanyak 205 calon pegawai negeri sipil (CPNS) formasi…

Jumat, 02 Mei 2025 15:32

May Day, Disnaker Ajak Buruh Jaga Harmoni dan Tingkatkan Diri

SAMPIT – Momentum Hari Buruh Internasional atau May Day 1…

Jumat, 02 Mei 2025 15:16

Ketua Dekranasda Kunjungi Galeri Kerajinan Pontianak

SAMPIT – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Kotawaringin Timur…

Jumat, 02 Mei 2025 15:16

Pemkab akan Bantu Pondok Pesantren Bangun MCK

SAMPIT — Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berencana akan membangun…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers