SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Selasa, 22 Januari 2019 17:09
Dites Urine Jukir Protes, Ada yang Takut, Dua Hari Tak Kerja

Parkir Elektronik Tuai Polemik

TUAI POLEMIK: Parkir elektronik yang akan diberlakukan Pemkab Kotim menuai polemik dari para juru parkir. Sebagian dari mereka khawatir kehilangan pekerjaannya, namun ada pula yang pasrah.(DWI CIPTA/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Langkah Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melakukan tes urine terhadap para juru parkir (jukir) menuai protes. Sejumlah jukir kehilangan pekerjaannya. Mereka juga keberatan dengan kebijakan Pemkab Kotim yang menerapkan sistem parkir elektronik (e-parking).

Jerry Hariyadi, salah seorang jukir di kawasan Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit mengatakan, tes urine yang dilakukan Dishub membuat jukir kesulitan mempertahankan pekerjaannya. Pasalnya, jukir yang tak hadir dianggap mengundurkan diri. Kebijakan itu dinilai tak adil, karena selama ini pihaknya terus mengabdi dan menjaga kedisiplinan terhadap tugas yang dibebankan.

”Bayangkan! Jukir yang tidak ikut tes urine dianggap mengundurkan diri dari pekerjaannya. Padahal, mereka punya anak istri. Mau makan apa nanti kalau mereka berhenti bekerja sebagai jukir?” katanya sambil menata kendaraan yang parkir.

Jerry mengaku mengikuti tes urine tersebut dan hasilnya negatif. Rekan-rekannya yang dinyatakan positif, diminta wajib lapor ke Polres Kotim. Di sisi lain, tak semua jukir di area PPM yang mengikuti tes urine, hanya beberapa yang bersedia.

Udin (48), jukir lainnya, mengaku tak mengikuti tes urine lantaran sakit. Meski sudah dianggap mengundurkan diri, pria yang memiliki dua istri serta tujuh anak tersebut memilih tetap bekerja mengelola parkir di PPM Sampit. ”Kalau ada tes urine susulan, saya mau ikut, karena saya bukan pemakai,” tegasnya.

Menurut pria yang akrab disapa Gendut ini, ada beberapa jukir yang tidak ingin aibnya terbongkar saat mengikuti kegiatan tersebut. Ada dua jukir yang tidak hadir setelah tes urine.

”Ada dua orang jukir di kawasan PPM Sampit yang terjerumus narkoba. Tapi, karena takut, jadinya mereka tidak bekerja selama dua hari belakangan ini,” bebernya.

Seperti diberitakan, dua belas jukir di kawasan PPM menjalani tes urine yang digelar Dishub Kotim dan Satuan Reserse (Satres) Narkoba Polres Kotim, Minggu (20/1) pagi. Hasilnya, lima orang dinyatakan positif narkoba. Beberapa jukir menilai, tes urine tidak adil. Sebab, hanya jukir yang dites, sementara satpam tidak diwajibkan.

 

Polemik e-Parking

Selain masalah tes urine, para jurki juga keberatan terkait penerapan e-parking. Gendut mengatakan, pihaknya dan Pemkab Kotim telah membuat kesepakatan agar di kawasan PPM Sampit, tetap dikelola jukir yang sudah bekerja di kawasan itu sejak lama. Namun, kesepakatan tersebut seakan diabaikan. Pemkab dinilai melupakan janji terhadap jukir.

”Sejak adanya portal (e-parking, Red), semuanya berubah drastis. Pemerintah sudah lupa dengan janji mereka, terutama Kadishub Kotim. Tapi, saya siap kok berhenti dari pekerjaan ini,” tegas Gendut.

”Ini juga saya terpaksa saja bekerja, karena dari pihak ketiga memerintahkan kami tetap bekerja seperti biasa. Kalau portal sudah diaktifkan, baru kami disuruh berhenti,” tambahnya lagi.

Pantauan Radar Sampit, jukir yang dikelola CV Graha Tehnik itu tak seperti hari-hari sebelumnya. Hanya ada beberapa jukir yang masih memilih bekerja di kawasan PPM.

Mengenai e-parking, Jerry mengatakan, lebih nyaman mengambil upah harian dibanding gaji bulanan sebesar Rp 1 juta, meskipun mendapat atribut dari Dishub Kotim. ”Ya, mau tidak mau. Cukup tidak cukup. Enaknya sih harian seperti ini,” ujarnya.

Selain itu, Jerry khawatir, apabila e-parking mulai efektif, akan terjadi keributan. Menurutnya, masih banyak pedagang maupun jukir yang tidak menyetujui e-parking. Dia pun berharap ada pertemuan lagi sebelum portal e-parking dibuka.

”Masih banyak orang pasar yang tidak setuju. Saya khawatir kalau portal dibuka, pasti ribut,” katanya.

Kepala Dishub Kotim Fadlian Noor mengatakan, protes para jukir tersebut karena akan diberlakukannya e-parking. ”Mungkin mereka takut tidak dipekerjakan lagi. Padahal, kami tidak akan meninggalkan mereka. Justru mereka akan kami bina. Dengan e-parking, pelayanan kepada pengguna parkir juga akan lebih baik,” jelasnya. (sir/rm-96/ign)

 


BACA JUGA

Senin, 05 Mei 2025 16:06

Jaga Kualitas Pelayanan Publik

SAMPIT – Di tengah keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran,…

Senin, 05 Mei 2025 16:05

Tanam Sportivitas dan Karakter sejak Dini melalui Fun Run

SAMPIT – Ratusan peserta hadir memadati kawasan Gedung Expo hingga…

Senin, 05 Mei 2025 16:05

Susun Rencana Perbaikan Gedung Expo Sampit

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mulai menyusun rencana…

Senin, 05 Mei 2025 16:04

Pastikan Kotim Tetap Kirim Perwakilan

SAMPIT – Agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang…

Jumat, 02 Mei 2025 15:34

Program Cetak Sawah Tingkatkan Kesejahteraan Petani

SAMPIT – Kementerian Pertanian merealisasikan program bantuan cetak sawah seluas…

Jumat, 02 Mei 2025 15:33

Jaring Bibit Unggul Siswa Sejak Dini

SAMPIT – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendukung pelaksanaan…

Jumat, 02 Mei 2025 15:33

CPNS Kotim Dilarang Langsung Minta Pindah

SAMPIT – Sebanyak 205 calon pegawai negeri sipil (CPNS) formasi…

Jumat, 02 Mei 2025 15:32

May Day, Disnaker Ajak Buruh Jaga Harmoni dan Tingkatkan Diri

SAMPIT – Momentum Hari Buruh Internasional atau May Day 1…

Jumat, 02 Mei 2025 15:16

Ketua Dekranasda Kunjungi Galeri Kerajinan Pontianak

SAMPIT – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Kotawaringin Timur…

Jumat, 02 Mei 2025 15:16

Pemkab akan Bantu Pondok Pesantren Bangun MCK

SAMPIT — Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berencana akan membangun…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers