SAMPIT – Belakangan ini, kabar beredarnya beras oplosan di pasaran membuat gelisah konsumen. Hal ini pun mendapatkan perhatian Dinas Pertanian (Distan) Kotim, agar masyarakat mewaspadai beredarnya beras yang tidak aman itu.
Dibeberkan oleh Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Tanaman Pangan Distan Kotim Sucik Hudjani Rahayu, menyatakan pihaknya senantiasa mengimbau ke petani supaya memproduksi beras yang aman dan sehat dikonsumsi.
Dipaparkannya tips mengenali dan mengidentifikasi bahan-bahan kimia tak lazim yang ditambahkan pada beras ; Pertama, bila didapati beras dengan warna terlalu putih dan ketika diraba terasa licin di telapak tangan. Menurutnya bisa dicurigai kalau beras tersebut mengandung pemutih.
”Beras yang telah ditambahkan pemutih mengeluarkan bau yang tak lazim seperti bau kimia. Bila disimpan selama beberapa hari akan mengeluarkan bau kurang sedap. Ketika dicuci, air hasil cucian tidak keruh dan ketika dimasak nasinya berasa sedikit masam. Zat klorin biasanya digunakan untuk memutihkan warna beras, sehingga berwarna putih pekat tidak bening,” urai Sucik.
Selain itu, kenali jenis-beras beraroma wangi. Misalnya pandan wangi, beras jenis ini bentuknya cenderung membulat, tidak memanjang. Bila menemukan beras yang tidak sesuai dengan ciri-ciri pandan wangi tetapi berbau pandan, bisa dicurigai menggunakan pewangi.
Kemudian lanjut Sucik, ambil segenggam beras lalu remas dengan telapak dan jari tangan. Beras dengan tambahan pelicin biasanya akan terasa licin saat diremas, tapi ketika dilepaskan banyak butiran yang menempel pada tangan kita.
Sebenarnya Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur melalui Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur pun sejak beberapa tahun lalu menggalakan penanaman tanaman pangan berupa padi, bahkan sekarang Kotim sudah memiliki varietas padi lokal unggulan, yakni Siam Epang,” pungkasnya. (rm-97/gus).